EmitenNews.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memerintahkan seluruh BUMN farmasi memeriksa ulang ketentuan obat-obatan. Itu menyusul kemunculan kasus gangguan ginjal akut misterius alias acute kidney injury (AKI). BUMN farmasi itu, seperti Kimia Farma, Indofarma, dan rumah sakit-rumah sakit (RS) BUMN.


Erick menekankan keamanan dan keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam layanan kesehatan BUMN. ”Saya sudah meminta Kimia Farma sejak awal untuk mengecek obat-obatan, tidak hanya obat batuk, tapi obat-obatan lain yang memang harus aman, dan sesuai," tutur Erick, di Jakarta, Jumat (21/10).


Erick menilai BUMN harus mampu memberikan rasa aman, dan nyaman bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Erick tidak ingin ada pemikiran meraih keuntungan dalam situasi terjadi saat ini, seperti halnya saat pandemi.


“Kita harus berbicara tentang keselamatan. Oleh karena itu, saya minta Kimia Farma benar-benar menjaga supaya jangan sampai ketika masyarakat lagi susah ditambah terbenani dengan isu-isu obat yang bahkan merenggut nyawa masa depan anak-anak Indonesia,” tegas Erick.


Erick mengatakan upaya pencegahan secara maksimal adalah bentuk konkret dari rasa keprihatinan yang terjadi akibat meninggalnya sejumlah anak-anak Indonesia. Untuk itu, pria kelahiran Jakarta tersebut terus mendorong Kimia Farma, Indofarma, RS BUMN, dan apotek-apotek Kimia Farma untuk menyortir jenis-jenis obat yang belum ada pernyataan aman. "Itu harus kita siapkan secara menyeluruh," kata Erick. (*)