EmitenNews.com - Rights issue Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menuai sukses besar. Hasil itu, membuat kementerian BUMN, dan seluruh elemen ikut bangga. Tidak terkecuali jajaran direksi bank pelat merah itu.


Pada hajatan itu, seluruh direksi bank pelat merah tersebut memborong 2.305.850 lembar atau 2,30 juta saham senilai Rp7,83 miliar. Transaksi borong saham perseroan dilakukan antara 13 September 2021 hingga 27 September 2021.


Direksi paling jumbo memborong saham rights issue Bank BRI yaitu Handayani. Direktur Konsumer BRI itu, setidaknya memboyong 509.800 lembar setara Rp1,73 miliar. Kini, Handayani memiliki 2.074.300 saham dari sebelumnya 1.564.500 lembar. 


Sedang direksi dengan pembelian paling buncit yaitu Direktur Keuangan, Viviana Dyah Ayu R.K. Dyah hanya memboyong 4.800 lembar senilai Rp16,32 juta. Menyusul transaksi itu, Dyah Ayu kini mengempit 109.800 dari semula 105.000 lembar. Bagaimana dengan Sunarso, Direktur Utama BRI. Sunarso, memborong 345.656 lembar sejumlah Rp1,17 miliar. Kini, Sunarso memiliki saham BRI 1.353.656 lembar dari sebelumya 1.008.000 saham.  


Penambahan kepemilikan saham itu, berdasar POJK Nomor 11/POJK.04/2017 tentang laporan kepemilikan setiap perubahan saham. ”Itu juga sesuai POJK Nomor 32/POJK.04/2015 tentang penambahan modal perusahaan terbuka dengan memberikan efek terlebih dahulu sebagaimana diubah dengan POJK No 14/POJK.04/2019,” beber Aestika Oryza Gunarto, Corporate Secretary Bank Rakyat Indonesia, kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jumat (1/10).


Lebih detailnya, berikut daftar seluruh direksi yang menambah kepemilikan saham Bank BRI. Direktur Utama, Sunarso, memborong 345.656 lembar sejumlah Rp1,17 miliar. Kini, sang direktur utama itu, memiliki saham BRI 1.353.656 lembar dari sebelumya 1.008.000 saham. Wakil Direktur Utama, Catur Budi Harto memborong 75.757 lembar senilai Rp257,57 juta. Kini koleksi saham Catur menjadi 404.957 dari sebelumnya 329.200 lembar. 


Direktur Digital dan Teknologi Informasi, Indra Utoyo membungkus 397.292 saham sejumlah Rp1,35 miliar. Kini, Indra mengaveling saham BRI 2.123.692 lembar dari semula 1.726.400 lembar. Direktur Konsumer, Handayani memboyong 509.800 lembar setara Rp1,73 miliar. Handayani kini memiliki 2.074.300 saham dari sebelumnya 1.564.500 lembar. 


Direktur Bisnis Mikro, Supari membeli 287.014 lembar senilai Rp975,84 juta. Menyusul transaksi itu, kini Supari menggenggam 1.535.414 lembar dari sebelumnya hanya 1.248.400 saham. Direktur Kepatuhan, A Solichin Lutfiyanto menyerok 413.770 lembar senilai Rp1,40 miliar. Dengan begitu, Solichin kini mempunyai saham BRI 2.233.170 lembar dari sebelumnya 1.819.400 lembar. 


Direktur Hubungan Kelembagaan dan BUMN, Agus Noorsanto  membeli 116.941 lembar sejumlah Rp397,59 juta. Kini Agus mengaveling saham BRI 500.841 lembar dari sebelumnya 383.900 saham. Direktur Manajemen Risiko, Agus Sudiarto, memborong 67.700 lembar sejumlah Rp230,18 juta. Semula Agus hanya mempunyai 294.600 lembar, kini bertambah menjadi 362.300 saham. 


Direktur Human Capital, Agus Winardono membeli 29.681 lembar senilai Rp90,71 juta. Pascatransaksi itu, Agus kini mengamankan saham BRI 158.781 lembar dari awalnya 129.100 lembar. Direktur Bisnis Kecil dan Menengah, Amam Sukriyanto membeli 44.254 lembar setara Rp150,46 juta. Kini, Amam memiliki saham BRI 173.754 lembar dari semula 129.500 lembar. 


Direktur Keuangan, Viviana Dyah Ayu R.K, memboyong 4.800 lembar senilai Rp16,32 juta. Menyusul transaksi itu, Dyah Ayu kini mengempit 109.800 dari semula 105.000 lembar. Direktur Jaringan dan Layanan, Arga M Nugaraha, membungkus 13.185 lembar senilai Rp44,82 juta. Arga kini mengaveling saham BRI menjadi 70.485 lembar dari sebelumnya 57.300  lembar.


Sekadar informasi, right issue 28,2 miliar saham Bank BRI mengalami oversubscribed alias kelebihan permintaan. Total nilai right issue BRI mencapai Rp95,9 triliun. Itu meliputi Rp54,7 triliun berbentuk partisipasi nontunai pemerintah, dan sejumlah Rp41,2 triliun berbentuk cash proceed pemegang saham publik. Kemudian, senilai Rp27,9 triliun dari pemegang saham mancanegara. 


Capaian itu berhasil menoreh bergama sejarah. Rights issue BRI menjelma sebagai terbesar kawasan Asia Tenggara. Menduduki peringkat tiga Asia, dan peringkat tujuh dunia. ”Itu diharap dapat memberi angin segar bagi transaksi pasar modal Indonesia,” tutur Direktur Utama BRI Sunarso, pada Opening Bell di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/9). (*)