EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) perkirakan mix cenderung bearish. Itu terjadi di tengah koreksi bursa regional, dan ancaman kenaikan tingkat suku bunga Amerika Serikat (AS). Kondisi itu, memantik kekhawatiran para pelaku pasar.


Situasi itu diperparah dengan pelemahan harga komoditas. Misalnya, coal, dan metal mining sebagai komoditas andalan Indonesia. Namun, inflow investor asing akan tetap mendorong IHSG. Itu mengingat rilis laporan keuangan kuartal pertama 2022 positif membuat IHSG cumul kuat. 


”IHSG kami perkirakan akan bergerak pada rentang support 7.175, dan resisten 7.250,” tutur Lukman Hakim, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia.


Secara teknikal, meski terjadi koreksi cukup dalam perdagangan kemarin, candle IHSG sempat menembus ke bawah level support namun berhasil ditutup di atas support. Tren IHSG masih mengalami uptrend cukup kuat. Sejumlah saham berpotensi naik pada perdagangan hari ini antara lain WIFI, WOOD, JSMR, UNTR, BIKE, BALI, AMAR, NELY, BFIN, dan CTRA.


Kemarian, IHSG tekor 0,70 persen menjadi 7.225,6. Beberapa sektor pendorong kejatuhan IHSG yaitu energi minus 2,11 persen, dan healthcare menukik 1,85 persen. Investor asing membukukan net buy Rp1,39 triliun dengan saham paling banyak diburu adalah GOTO, BBNI, dan BMRI.


Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street akhir pekan kemarin terkoreksi. Pelemahan itu, dari komentar beberapa pejabat The Fed termasuk Jerome Powell yang memberi petunjuk lebih lanjut mengenai kenaikan tingkat suku bunga agresif tahun ini,  50 bps.


Pagi ini, bursa Asia sudah menyusur zona negatif. Indeks Nikkei anjlok 2,05 persen, indeks Kospi terpangkas 1,06 persen. Pelemahan bursa Asia masih disebabkan ancaman kenaikan tingkat suku bunga AS lebih agresif dari perkiraan. (*)