DADA Dilirik Vanguard, Sahamnya Disebut Bisa Segini

Ilustrasi properti milik saham DADA.
EmitenNews.com - The Vanguard Group, manajer investasi asal Amerika Serikat yang mengelola dana terbesar kedua di dunia, disebut-sebut mulai melirik saham PT Diamond Development Asia Tbk. (DADA).
Namun, langkah Vanguard dinilai tidak akan dilakukan secara langsung. Mereka dikenal piawai memanfaatkan mitra regional atau “proxy” untuk masuk ke pasar. Kali ini, dua raksasa properti asal Jepang diduga menjadi pintu masuk strategis.
“RUPS strategis diarahkan untuk melepas DADA dari status FCA. Setelah terlepas, saham DADA akan semakin ramai diperdagangkan. Ini bisa menjadi katalis positif bagi pelaku pasar,” ujar analis pasar modal Rendy Yefta, Minggu (21/9).
Vanguard dikenal memiliki tim analis global yang piawai membaca arah kebijakan ekonomi suatu negara. Menurut sumber pasar, “radar” mereka menangkap sinyal kuat dari Indonesia. Pemerintahan baru disebut akan segera meluncurkan kebijakan radikal dana Rp200 triliun yang sebelumnya mengendap di Bank Indonesia akan digelontorkan ke sektor riil melalui bank-bank pemerintah.
“Peluang ini tentu membawa katalis positif bagi saham DADA, apalagi sektor properti akan tumbuh pesat,” imbuh Rendy.
Likuiditas besar yang masuk diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan menjadi momentum emas bagi saham-saham properti.
Rumor lain menyebut Vanguard membidik valuasi USD 100 miliar untuk DADA. Dengan jumlah saham beredar 7,4 miliar lembar, valuasi itu berarti setara USD 13,5 per saham atau sekitar Rp230.000 per lembar.
Angka ini terdengar mencengangkan. Namun, harga saham DADA memang sudah menunjukkan lonjakan signifikan. Pada perdagangan 25 September 2025, saham ini naik 9,55% menjadi Rp149 per lembar, padahal beberapa bulan lalu masih di bawah Rp50.
“Kuncinya sederhana: sabar. Saham ini ibarat lari marathon, bukan sprint. Yang kuat mental akan jadi pemenang,” kata Rendy.
Sejumlah langkah strategis disebut sudah mulai dijalankan, mulai dari pelepasan saham untuk memperbesar free float, persiapan pembagian dividen, hingga skenario menarik investor institusi global.
Semua itu diyakini sebagai bagian dari grand scenario yang dirancang untuk menyambut masuknya modal asing kelas dunia.
Bagi pemegang saham DADA, potensi kenaikan fantastis bukan mustahil. Kombinasi kebijakan pemerintah, aliran dana asing, dan strategi akumulasi investor global bisa menjadikan skenario Rp230.000 per saham menjadi kenyataan.
“Pesan pentingnya hanya satu: jangan mudah goyah. Kesabaran hari ini bisa berubah menjadi kemenangan,” pungkas Rendy.
Related News

WSBP Penuhi Kewajiban Pembayaran CFADS Tahap VI Sesuai Jadwal

Diam-diam, UBS Group AG Buang Lagi 100 Juta Saham BUMI

Pefindo Angkat Bicara Soal Obligasi PALM yang Masih Beredar

Direktur LCKM Mundur, Saham Ikut Drop 3,12 Persen

CDIA Tegaskan Tidak Ada Rencana Akuisisi ExxonMobil

Komut UFOE Cicil Beli Lagi Saat Harga Merosot, Buat Apa?