Dari situ, kehadiran fasilitas terbaru ini akan memberikan nilai tambah sekaligus semakin memperlihatkan keunikan MKTR sebagai perusahaan perkebunan yang mampu mengolah limbah menjadi produk bermanfaat bagi para petani.

 

Dari langkah ini juga diharapkan MKTR mendapatkan loyalitas kemitraan dari petani di lingkungan sekitar untuk memprioritaskan penjualan hasil taninya ke pabrik perusahaan. Sebab pada saat yang sama, MKTR saat ini sedang dalam proses peningkatan kapasitas pabrik produksi kelapa sawitnya.

 

Tahap selanjutnya, produk pupuk dengan merek dagang Green Grow yang saat ini sudah terdaftar di Kemenkum HAM itu akan turut berkontribusi terhadap pendapatan MKTR. "Secara jangka panjang kontribusinya akan cukup signifikan terhadap pendapatan perusahaan," kata Harry.

 

Seperti diketahui, MKTR saat IPO melepas 2,5 miliar saham atau 20,83% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga Rp 120 per saham sehingga meraih pendanaan sebesar Rp 300 miliar. Sebesar 95,01% di antaranya digunakan untuk penyertaan saham dengan rincian sekitar 6,67%-nya kepada MHL.

 

Dari penyertaan kepada MHL tersebut, sekitar 5%-nya atau setara antara Rp15 miliar sampai Rp20 miliar kemudian digunakan untuk pembangunan fasilitas pengelolaan limbah menjadi pupuk untuk menunjang kegiatan usaha MHL.