EmitenNews.com - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) Anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 28 November 2024.

RUPSLB menyetujui penambahan modal melalui mekanisme Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau Right Issue.

Penambahan modal tersebut akan dilakukan dengan menerbitkan Saham Seri B sebanyak-banyaknya 11,7 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp25 per saham.

Langkah strategis ini merupakan bagian dari upaya GMFI untuk menguatkan posisi ekuitas Perusahaan sekaligus mengoptimalkan penggunaan aset yang ada. Rencana ini didukung dengan penyertaan modal non-tunai (inbreng) oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, berupa aset tetap sebesar Rp418 miliar.

Direktur Utama GMFI, Andi Fahrurrozi, dalam keterangan resmi Senin (28/10) menyatakan, “Langkah ini merupakan bagian dari strategi kami untuk memastikan bahwa GMFI memiliki struktur modal yang sehat dan dapat terus mendukung pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan.” Dengan adanya rencana right issue ini, GMFI akan memiliki fleksibilitas yang lebih baik dalam pengelolaan dan pemanfaatan aset, khususnya yang terkait dengan aktivitas Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO), untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.

Proses PMHMETD ini dijadwalkan untuk selesai pada Desember 2024, yang diharapkan akan membawa manfaat signifikan, tidak hanya untuk GMFI, tetapi juga untuk seluruh pemegang saham. Dengan penguatan modal ini, GMFI akan memiliki kapasitas finansial yang lebih baik untuk menghadapi tantangan industri penerbangan yang semakin kompetitif jelas Andi.

Seperti diketahui Garuda Indonesia (GIAA) sebagai pengendali dengan 89,1 persen saham perseroan akan mengeksekusi right issue secara non-tunai alias inbreng. Yaitu, menyerahkan aset berupa bangunan, sarana pelengkap, mesin pelengkap bangunan berupa hanggar, dan bangunan penunjang lainnya. 

Antara lain banggunan hanggar I,II,III, dan annex I,II,III, dan fasilitas pendukung berupa bangunan-bangunan penunjang lainnya, sarana pelengkap seperti perkerasan driveway, pagar, dan mesin pelengkap bangunan. Seluruh aset itu berada di area Garuda Maintenance Facility Bandara Soekarno Hatta.

Setoran aset dengan cara inbreng itu, berdasar laporan penilaian aset oleh KJPP Fuadah, Rudi dan Rekan, senilai Rp418,28 miliar per 30 Juni 2024. Dana right issue itu, perseroan akan memperoleh aset dari Garuda Indonesia. Lalu, sisa dana untuk modal kerja guna mendukung kegiatan usaha perseroan. 

Adanya potensi penambahan dana dari penerbitan saham yang dapat digunakan untuk penambahan modal kerja (working capital). Selain itu, adanya penghematan yang muncul dari pembayaran biaya kontribusi penggunaan aset Garuda Indonesia yang sebelumnya disewa oleh perseroan.

Pelaksanaan right issue akan memberi dampak langsung berupa peningkatan aset tetap perseroan sejumlah Rp418,28 miliar dari penyertaan modal non-tunai berupa aset Garuda Indonesia. Selain dari aset tetap, right issue juga akan berdampak pada peningkatan posisi kas dan setara kas dengan partisipasi pemegang saham lainnya. 

Selain itu, dampak pelaksanaan right issue terhadap pemegang saham perseroan yang tidak menggunakan haknya merupakan dilusi atas persentase kepemilikan saham dalam perseroan maksimal 29,36 persen. Itu apabila seluruh right issue yang diterbitkan perseroan dilaksanakan pemegang yang berhak.