EmitenNews.com - Indeks saham Asia pagi ini Kamis (23/12) dibuka naik.
Kenaikan indeks saham Asia ini terjadi setelah indeks saham utama di Wall Street semalam melakukan reli secara umum dan berakhir naik.
Salah satu sentimen yang mengangkat indeks Wall Street dan berdampak ke indeks saham Asia adalah imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury note) bertenor 10 tahun stabil di 1.48%.
"Ini setelah rilis data ekonomi AS keluar solid sehingga mengurangi kekhawatiran atas dampak varian Omicron pada ekonomi dan inflasi," kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Perhitungan akhir (Final) pertumbuhan ekonomi (PDB) 3Q21 AS sebesar 2.3% Q/Q, sedikit lebih tinggi dari perhitungan kedua, 2.1% Q/Q dam menyusul ekspansi 6.7% Q/Q di 2Q21.
Indeks Kepercayaan Konsumen (Consumer Confidence Index) yang dirilis oleh The Conference Board naik ke level 115.8 di bulan Desember, tertinggi sejak bulan Juli, dari level 111.9 di bulan November.
"Data juga memperlihatkan bahwa kekhawatiran konsumen atas inflasi mulai mereda dan konsumen merasa optimis melihat perkembangan di pasar tenaga kerja," tambahnya.
Data Penjualan Rumah Lama atau yang sudah pernah dimiliki (Existing Home Sales) tumbuh 1.9% M/M menjadi 6.46 juat unit setelah tumbuh 0.8% M/M di bulan Oktober.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah mencatatkan kenaikan didorong oleh penurunan yang lebih besar dari ekspektasi pada persediaan minyak di AS. Kenaikan harga juga didorong oleh sekor utilitas di Eropa yang beralih ke bahan bakar minyak dari gas alam untuk menjalankan pembangkit listrik mereka akibat mahalnya harga gas alam di Eropa.
Untuk hari ini, investor menantikan rilis data mingguan pasar tenaga kerja AS dimana jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran (Initial Jobless Claims) diprediksi akan mencapai 205,000 minggu lalu, turun tipis dari angka pada minggu sebelumhya, 206,000.
Sementara itu, jumlah orang yang telah mencairkan tunjangan pengangguran selama paling tidak dua minggu beruntun (Continuing Claims) diestimasi akan mencapai 1.84 juta untuk minggu yang berakhir 11 Desember atau tidak berubah dari jumlah pada minggu sebelumnya.
Dengan gambaran tersebut Phillip Sekuritas memprediksi IHSG hari ini berpotensi menguat dengan support-resistance di kisaran 6.505 - 6,570. Adapun saham yang direkomendasikan teknikalnya sebagai berikut.
CSRA
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 492
Target Price 1 : 535
Target Price 2 : 550
Stop Loss : 474
PSSI
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 418
Target Price 1 : 442
Target Price 2 : 468
Stop Loss : 402
DGIK
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 208
Target Price 1 : 234
Target Price 2 : 260
Stop Loss : 196
TRIS
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 230
Target Price 1 : 252
Target Price 2 : 260
Stop Loss : 220.(fj)
Related News
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha
Transaksi Aset Kripto di Indonesia Hingga Oktober Tembus Rp475 Triliun
Parah! 97.000 Anggota TNI/Polri dan 80.000 Anak U-10 Main Judi Online