Defisit Sri Rejeki Isman (SRIL) Bengkak Jadi USD895,53 Juta per September 2023
EmitenNews.com -Emiten tekstil produsen seragam tentara, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex per akhir September 2023, tercatat mengalami defisit modal sebesar USD895,53 juta atau naik dibanding posisi 31 Desember 2022 yang sebesar USD781,02 juta.
Itu terjadi karena akumulasi rugi aktuarial atas imbalan kerja mengalami peningkatan dari USD1,61 juta di akhir tahun lalu menjadi USD2,3 juta pada 30 September 2023.
Per 30 September 2023, SRIL mencetak penjualan sebesar USD248,51 juta atau anjlok 47,59 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar USD474,17 juta.
Perseroan juga menekan beban pokok penjualan, sehingga realisasinya turun menjadi USD315,08 juta. Sedangkan pada akhir September 2022, beban pokok penjualan sebesar USD638,80 juta. Penurunan juga terjadi pada sejumlah beban lainnya dan rugi selisih kurs.
Dengan demikian, rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menciut dari USD147,77 juta per 30 September tahun lalu menjadi USD115,20 juta per akhir bulan kesembilan di 2023.
Pun dengan jumlah liabilitas atau utang perseroan naik tipis menjadi USD1,55 miliar per akhir bulan kesembilan ini. Sementara per 31 Desember lalu sebesar USD1,54 miliar.
Untuk arus kas dan bank SRIL juga semakin tergerus hingga lebih dari setengahnya dibanding per akhir tahun lalu. Pada 30 September 2023, kas dan bank perseroan hanya USD7,61 juta atau turun dari sebelumnya USD16,33 juta.
Sehingga jumlah aset emiten milik konglomerat keluarga Lukminto itu mengalami penurunan menjadi USD653,51 juta. Sedangkan per akhir 2022 tercatat USD764,55 juta.
Related News
RUPSLB Mitra Tirta Buwana (SOUL) Pertahankan Dirut Ardianto Wibowo
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M