Dekarbonisasi Bakal Bikin Capex Emiten Migas Meningkat Untuk Lakukan Transisi Energi
EmitenNews.com -Perusahaan minyak dan gas (Migas) di Asia Pasifik (APAC) yang berfokus pada hilir lebih rentan terhadap tingginya harga minyak mentah yang disebabkan oleh konflik geopolitik dan risiko perlambatan ekonomi global dalam 12 bulan ke depan.
Fitch Ratings mengatakan dalam laporan barunya. Meningkatnya kapasitas petrokimia regional juga dapat menunda pemulihan margin petrokimia, jika pertumbuhan permintaan regional tetap lemah.
Pemulihan pasca-Covid-19, khususnya di Tiongkok, terus mendukung permintaan produk minyak olahan di APAC. Penyebaran retakan (crack spread) regional untuk produk-produk minyak sulingan utama tetap dipertahankan pada tingkat yang tinggi. Perusahaan pemasaran minyak India kemungkinan akan kembali memperoleh keuntungan pada tahun keuangan akhir Maret 2024 (FY24) setelah mengalami kerugian karena tidak cukupnya biaya yang dibebankan pada FY23.
Pendapatan hulu di antara produsen Migas di APAC secara keseluruhan tetap kuat, meskipun mereka telah turun dari puncaknya pada tahun 2022 karena harga realisasi yang lebih rendah.
Belanja modal di antara produsen migas di Asia Pasifik kemungkinan akan tetap tinggi dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Sebagian besar emiten yang terkait dengan negara akan bergantung pada kas internal untuk mendanai belanja modal namun masih dapat memanfaatkan fleksibilitas keuangan yang kuat, mengingat mereka adalah entitas terkait pemerintah (GRE) atau anak perusahaan GRE.
Di sektor swasta, Woodside Energy Limited (BBB/Stabil) dan Santos Limited (BBB/Stabil) memiliki rencana pertumbuhan yang kuat namun tetap mempertahankan fleksibilitas dalam pendanaan belanja modal melalui pengurangan ekuitas dalam proyek-proyek mereka.
Bahan bakar fosil mendominasi pendapatan produsen migas di Asia Pasifik, namun peraturan lingkungan hidup yang lebih ketat akan mendorong peralihan ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
“Kami memperkirakan belanja modal untuk transisi energi akan meningkat dengan cepat dari jumlah yang kecil seiring dengan pelaksanaan rencana dekarbonisasi oleh emiten-emiten yang diperingkat,” tulis Fitch Ratings dalam risetnya yang dikutip, Senin (27/11/2023).
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha