EmitenNews.com - Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengusulkan transisi energi dimulai dari masyarakat kalangan menengah ke atas. Alasannya, masyarakat menengah ke atas memiliki daya beli yang lebih baik sehingga proses transisi terimplementasi lebih baik tanpa hambatan masalah keuangan.


"Menurut kami, transisi energi ini harusnya dimulai dari orang menengah ke atas, orang yang sudah mampu menggunakan kompor listrik, yang sudah mampu membeli pertamax turbo," ujar Djoko dalam Konferensi pers capaian kinerja DEN tahun 2023 dan program tahun 2024, Rabu (17/1).


Ia mencontohkan sekarang ada bensin sawit yang harganya hanya Rp15 ribu per liter dengan RON 120. Jauh lebih baik kualitasnya dari pertamax turbo yang harganya Rp15.350 per liter.


Djoko bahkan berpendapat program kompor induksi (listrik) harusnya menyasar kepada masyarakat yang mampu. "Kompor induksi harusnya juga dimulai dari masyarakat yang mampu. Jangan dari orang miskin, justru dari orang kaya, menengah ke atas. Bensin juga begitu. Karena masyarakat miskin daya belinya masih rendah jadi ya ga mulai-mulai transisi sampai sekarang, angkanya rendah terus," lanjut Djoko.


Djoko menginformasikan bahwa program pembagian kompor induksi yang sempat dihentikan dikaji kembali untuk kembali dilaksanakan.


"Jadi kemarin yang sempat dihentikan coba dikaji lagi, dimulai lagi. Dimulai yang bisa kita laksanakan. Mudah-mudahan kompor induksi bisa dimulai lagi," ungkap Djoko.


lebih lanjut, Djoko mengatakan, sambil menunggu hasil kajian pemberian kompor listrik, pemerintah menggantinya dengan memberikan alat memasak listrik (rice cooker) yang lebih murah harganya dan dapat digunakan untuk memasak.


"Permen ESDMnya sudah keluar untuk pembagian rice cookcker 500 ribu tergetnya. Kenapa rice cookcker? karena itu paling bisa dimplentasikan. Kita tinggal beli, harganya juga lebih murah dari kompor listrik, dengan harga di bawah satu juta bisa dapat lebih banyak," jelas Djoko.(*)