EmitenNews.com—Indeks saham di Asia sore ini Selasa (5/7) ditutup menguat tipis di dorong oleh sentimen positif dari rilis data ekonomi serta mencarinya ketegangan dalam hubungan bilateral antara AS dan Tiongkok.

 

Perhitungan akhir (final) data au Jibun Bank Services PMI Jepang naik ke level 54.0 di bulan Juni, tertinggi sejak Oktober 2013 dan lebih tinggi dari perhitungan akhir (final) data Services PMI untuk bulan Mei yang berada di level 52.6.

 

Perhitungan akhir (final) data au Jibun Bank Composite PMI Jepang naik ke level 53.0, tertyinggi dalam 7 bulan dari level 52.3 pada bulan sebelumnya.

 

Aktifitas di sektor Jasa (Services) Tiongkok juga mulai membaik menurut data Caixin Services PMI yang lompat ke level 54.5 di bulan Juni, tertinggi sejak Juli 2021 dari level 41.4 pada bulan sebelumnya. Ini adalah ekspansi (> 50) pertama dalam 4 bulan terakhir di tengah penurunan jumlah kasus penularan virus COVID-19 dan pelonggaran kebijakan Lockdown.

 

Memberi sedikit rasa lega adalah berita bahwa Presiden AS Joe Biden cenderung membuat keputusan melonggarkan bea masuk (tariff) atas produk asal Tiongkok serta berita bahwa Wakil PM Tiongkok Liu He telah berbicara secara virtual dengan Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengenai berbagai isu makroekonomi. 

 

Kedua pihak menggambarkan pembicaraan tersebut berjalan secara konstruktif dan berjanji akan mempertahankan jalur komunikasi yang terbuka.

 

Bank Sentral Asia (RBA) hari ini untuk pertama kali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps secara beruntun dan mempertegas komitmennya untuk melakukan apa saja yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi.

 

RBA menaikkan suku bunga acuan Cash Rate menjadi 1.35%, tertinggi sejak Mei 2019. Ini adalah kenaikan suku bunga ketiga dalam beberapa bulan terakhir karena RBA mengikuti jejak bank-bank sentral utama di dunia dalam mengambil langkah agresif untuk mencegah inflasi naik tanpa kendali.

 

Statistik