EmitenNews.com - Rasa optimis sedang menyelimuti PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait target 66 pencatatan efek baru sepanjang tahun 2021. Hal itu bukan tanpa alasan. Hingga saat ini ada 27 perusahaan dalam pipeline BEI yang tengan berencana mencatatkan sahamnya di Bursa dan jika merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 di klasifikasi aset ada 2 Perusahaan aset skala kecil memiliki aset dibawah Rp50 Miliar, 9 Perusahaan aset skala menengah beraset antara Rp50 Miliar - Rp250 Miliar dan 16 Perusahaan aset skala besar dengan aset diatas Rp250 Miliar.

Sampai dengan tanggal 18 Oktober 2021 telah tercatat 38 Perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp32,14 triliun. “Target Regulator Pasar Modal Indonesia itu terdiri dari beragam instrumen yang meliputi pencatatan saham, obligasi korporasi baru, dan  pencatatan efek lainnya seperti Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), serta Efek Beragun Aset (EBA),” ujar Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna dalam Konferensi Pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLSB) BEI yang digelar secara virtual, Rabu (27/10). 

 

Realisasinya sudah 46 dari semua instrumen. Artinya sudah 70% pencapaiannya. Capaian tersebut terdiri dari 39 saham, empat obligasi, dua ETF, dan satu EBA berbentuk Surat Partisipasi (SP). Nyoman optimistis, target 66 pencatatan efek baru di tahun 2021 ini akan terlampaui. Mengingat saat ini bursa masih mengantongi 30 efek baru dalam pipeline. Rinciannya, 27 saham, dua obligasi, dan satu ETF.  "Dalam hal nanti semuanya tercatat di tahun 2021, maka pencapaiannya akan sampai 115% dari target yang sudah kami rencanakan," imbuhnya.

 

BEI menargetkan 68 pencatatan efek baru. BEI akan melakukan serangkaian kegiatan kepada perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat untuk mencapai target tersebut. Seperti, peningkatan kapasitas  infrastruktur di area Pencatatan Perusahaan, melakukan sosialisasi, one-on-one meeting, dan workshop yang saat ini telah rutin dilakukan secara virtual melalui media daring. 

 

Di sisi lain, BEI juga secara berkesinambungan mendukung pengembangan serta kepatuhan Anggota Bursa dan Partisipan. Hal ini diwujudkan melalui kegiatan pelatihan, sosialisasi, pertemuan rutin, dukungan jasa informasi, serta dukungan teknis dalam pengembangan sistem dan layanan kebursaan. 

 

Adapun untuk para investor, BEI juga terus menekankan komitmennya dalam melakukan pengembangan pasar sebagai upaya meningkatkan partisipasi investasi masyarakat di Pasar Modal Indonesia, sekaligus mengedepankan upaya perlindungan investor. 

 

Hal ini dilakukan melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat atau calon investor serta investor secara efektif dan berkesinambungan. Selanjutnya, BEI juga senantiasa memperhatikan tren perkembangan teknologi terkini sebagai upaya dalam meningkatkan layanan kebursaan yang optimal kepada seluruh stakeholders.

 

Namun, terkait dengan proyeksi IHSG yang pada akhir tahun diperkirakan mencapai level 7000. Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menyatakan, ”tidak ya kalau kita memprediksi indeks kedepannya gitu ya, tapi kita optimis dengan pandemi yang semakin terkendali ya ini akan menggerakkan ekonomi dan tentunya akan membuat bergairah indeks kita, ya kedepannya kita berharap IHSG akan tetap bagus dan positif”.