DOID Tawarkan Surat Utang USD500 Juta, Simak Detailnya
Sebuah kendaraan alat berat beraksi di area pertambangan perseroan. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Entitas Buma Internasional Grup (DOID) bakal menjajakan surat utang USD500 juta. Surat utang berdenominasi dolar itu, akan diterbitkan oleh anak usaha perseroan yaitu Bukit Makmur Mandiri Utama. Surat utang itu, ditawarkan di luar indonesia, dan dicatatkan di Bursa Efek Singapura alias Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST).
Dana hasil penerbitan surat utang itu untuk tujuan pembiayaan kembali alias refinancing. Rinciannya, Sekitar USD223 juta untuk melunasi utang jatuh tempo pada tahun 2026, meliputi pinjaman bank sejumlah USD105 juta, obligasi, dan sukuk dalam denominasi rupiah USD75 juta, fasilitas sewa guna usaha sejumlah USD44 juta.
Sekitar USD150 juta untuk mendanai sebagian kebutuhan belanja modal (capex), dan modal kerja perseroan. Selama tiga tahun terakhir, belanja modal (capex) tahunan perseroan pada kisaran USD130-200 juta, dan sebagian dari kebutuhan dapat didanai melalui penerbitan surat utang tersebut. Sisa dana untuk pelunasan lebih awal atas sebagian fasilitas pinjaman bank, dan/atau untuk mendukung pendanaan peluang investasi yang ada.
Penerbit meyakini akan kemampuan untuk menghasilkan arus kas berkelanjutan didukung orderbook perseroan bernilai lebih dari USD8,5 miliar per Juni 2025. Periode 2022-2024, perseroan menghasilkan arus kas operasional lebih dari USD250 juta per tahun (setelah pembayaran beban bunga), dapat membiayai belanja modal (capex), dan membantu mengurangi dampak langsung dari akuisisi.
Dengan begitu, memungkinkan perseroan memenuhi kewajiban utang, mempertahankan leverage, dan rasio cakupan sehat. Perseroan memperkirakan menghasilkan arus kas operasional memadai di masa mendatang. Dengan akses pembiayaan, perseroan yakin dapat memenuhi seluruh kewajiban pembayaran bunga, dan pokok utang maupun yang akan datang termasuk berkenaan dengan penerbitan surat utang.
Mengingat dana hasil surat utang untuk pembiayaan kembali atau pelunasan utang, surat utang berdurasi 5 tahun akan memperkuat likuiditas, meningkatkan profil jatuh tempo utang, dan memitigasi risiko pembiayaan kembali utangnya, sehingga memberikan fleksibilitas operasional, dan keuangan lebih besar kepada grup perseroan.
Surat utang itu dibanderol bunga 10 persen per tahun. Bunga akan dibayar setiap enam bulan alias semi annual di akhir periode. Surat utang itu, akan dijamin tanpa syarat oleh Buma Australia. Aksi korporasi itu, akan digeber setelah mendapat izin investor dalam rapat umum pemegang saham luar biasa pada 27 November 2025 mendatang. (*)
Related News
Dongkrak Performa, WMPP Divestasi Aset Nonproduktif
BBRI Fasilitasi FILM Rp200 Miliar
Lepas Ratusan Juta Saham DEWA, Andhesti Raup Rp268 Miliar
Pasar Endus Aroma Akuisisi, Saham BMBL Meroket Tajam
YUPI Guyur Dividen Interim Rp35 per Lembar, Berikut Jadwalnya
Menang Banyak! Sejumlah Pentolan BUVA Borong Saham Rp150 per Lembar





