EmitenNews.com - PT Bank Syariah Indonesia (BRIS) siap bersinergi dengan lembaga riset dan perguruan tinggi untuk pengembangan ekonomi syariah. Dukungan seluruh pihak penting agar ekosistem ekonomi dan perbankan syariah bisa besar dan kuat. ”Salah satunya lembaga yang mengembangkan kreativitas, literasi finance, dan ekonomi digital syariah seperti Sharia Finance and Digital Economy (Shafiec),” tutur Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi, pada acara Seremonial Peresmian Center of Shafiec & Forum Nasional Keuangan Syariah, Jumat (12/3).


Hadir dalam acara itu, Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia KH. Ma'ruf Amin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang juga dipercaya sebagai Chairman Board of Trustee, Shafiec Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNU), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, PLT Ketua PWNU Daerah Istimewa Yogyakarta Fahmi Akbar Idris, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi, dan Rektor UNU Yogyakarta Purwo Santoso.


BSI, lanjut Hery, aktif melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi mengenai implementasi kurikulum keuangan syariah, penelitian, pengembangan produk, dan layanan bank syariah. Selain itu, juga bekerja sama dengan asosiasi. Misalnya, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Asbisindo melalui forum diskusi dan seminar untuk pengembangan bank syariah. Langkah itu, untuk mencapai visi BSI menjadi top 10 bank syariah global berdasar kapitalisasi pasar dalam tempo lima tahun ke depan. BSI juga berkomitmen melayani lebih dari 20 juta nasabah dan menjadi top 5 bank berdasar aset, dan nilai buku menjadi Rp50 triliun pada 2025. 


Wapres Indonesia Ma'ruf Amin menyebut seremonial peresmian Shafiec & Forum Nasional Keuangan Syariah diharap memainkan peran penting dalam pengembangan ekonomi syariah dan digital. ”Ini ikhtiar untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah serta pengembangan ekosistem digital,” tegas Ma'ruf. 


Untuk menjadi pusat ekonomi syariah dunia, Indonesia harus meningkatkan pengembangan produk halal, ekonomi syariah, dana sosial syariah, dan pengembangan perbankan syariah. ”Keberadaan Shafiec sejalan dengan tren peningkatan literasi dan ekonomi syariah di Indonesia. UNU Yogyakarta telah meresmikan UNU Center for Shafiec,” puji Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.


Sri Mulyani berharap Shafiec berkontribusi dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan kebijakan bidang ekonomi. Memahami dinamika global dan perubahan teknologi dengan tetap mengacu pada nilai islami. Di antaranya keadilan, kejujuran, integritas, profesionalisme, tata kelola keislaman akuntabel, dan dapat dipercaya. 

Sementara Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, juga mengucapkan selamat untuk UNU Center for Shafiec. ”Mudah-mudahan Shafiec mengisi dan memperkuat fondasi pengembangan ekonomi syariah. Sehingga bisa mewujudkan keinginan Indonesia sebagai episentrum keuangan syariah,” tambak Kartika. 


Indonesia sebagai negara muslim terbesar sudah seharusnya memiliki layanan keuangan syariah kuat dan mumpuni. Jumlah penduduk muslim besar bisa menjadi pilar dan energi pengembangan ekonomi syariah nasional. Berdasar The State of The Global Islamic Economy Report (SGIE Report) 2020/2021, Indonesia berada di posisi keempat. Naik dari peringkat kelima tahun 2019, dan dari peringkat 10 tahun sebelumnya.


Peningkatan itu, didorong lima indikator. Di antaranya, islamic finance, halal food, muslim friendly travel, modest fashion, media and recreation, serta cosmetic and formation. (***)