EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) diminta tidak mengistimewakan IPO perusahaan beraset jumbo, namun juga turut mempertimbangkan dampak pada perekonomian nasional.

Menurut anggota komisi XI DPR RI M. Fathi, pasar modal bukan hanya milik perusahaan besar, “perusahaan menengah yang sehat dan memiliki tata kelola yang baik juga harus diberi ruang untuk mengakses pembiayaan melalui IPO,” ujarnya, Selasa (19/8). 

Fathi menilai, dengan mekanisme IPO maka perusahaan dapat memperoleh sumber pendanaan jangka panjang yang lebih transparan dan berkelanjutan. Dan perusahaan menengah yang melantai, dana hasil IPO nya pasti untuk memperluas usaha dan membuka lapangan kerja baru. 

Menurutnya, dukungan regulasi dan insentif dari pemerintah maupun otoritas pasar modal sangat penting agar perusahaan menengah yang memenuhi syarat tidak mendapatkan halangan melantai di bursa. Dengan begitu, ekosistem pembiayaan nasional akan semakin beragam dan tidak hanya bertumpu pada sektor perbankan.

“Semakin banyak perusahaan menengah masuk ke bursa, semakin sehat pula struktur pasar modal kita. Ini bukan hanya soal pendanaan, tetapi juga memperkuat perekonomian secara berkelanjutan,” ujar politisi Partai Demokrat ini. 

Fathi mengatakan, untuk menyehatkan struktur pasar modal, sebaiknya semakin banyak perusahaan menengah yang melantai di bursa. “Hal ini akan menciptakan beragam pilihan investasi saham, mendorong pertumbuhan basis investor dalam negeri, sekaligus memberikan multiplier effect bagi perekonomian nasional,” ujarnya. 

Ia mengingatkan bahwa perusahaan menengah merupakan tulang punggung perekonomian nasional dan pihaknya siap mendorong regulasi agar perusahaan menengah tidak mengalami hambatan saat melantai di bursa. “Langkah ini akan memperkuat daya saing sekaligus memperluas kesempatan kerja,” imbuhnya. 

Sebelumnya, pelaku pasar modal Dipo Satria Ramli beberapa waktu lalu mengatakan perusahaan skala menengah perlu didorong IPO agar dapat menopang pertumbuhan ekonomi 8 persen. ***