EmitenNews.com - Setidaknya ada dua alasan mendasar mengapa Indonesia belum juga membeli minyak dari Rusia, yang disebut-sebut lebih murah. Kabarnya, India, dan China sudah membeli minyak yang lebih murah 30 persen dibanding harga pasar internasional tersebut. Bagaimana sikap Indonesia?. Sepertinya dua alasan itu, berat dipenuhi.


Dalam keterangannya yang dikutip Sabtu (17/9/2022), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebutkan, pertama, produk minyak murah tersebut belum ada. Jadi, belum ada yang kebeli karena barangnya belum ada. Kalau ada?. Menteri ESDM tidak menjawab tegas. Pokoknya, kata dia, selama ada minyak murah akan dibeli.


"Kalau ada minyak murah, dari mana saja ya dibeli dong," ujarnya.


Meski begitu, alasan kedua, Arifin Tasrif mengatakan ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan yaitu reaksi kelompok negara G7. Jadi, bukan mempertimbangkan faktor Amerika Serikat, tetapi G7 plus.


Sebelumnya, Senin (12/9/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, pemerintah mempertimbangkan untuk membeli minyak dari Rusia, seperti yang sudah dilakukan India dan China. Indonesia perlu minyak murah untuk mengimbangi tekanan kenaikan biaya energi. Intinya, pemerintah membuka semua opsi. Jika ada yang memberikan harga lebih baik, lebih murah, tentu saja dipertimbangkan.


Ihwal adanya tawaran minyak murah Rusia diungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. Dalam akun Instagram pribadinya @sandiuno, Sabtu (20/8/2022), ia menyebutkan, harga minyak Rusia lebih murah 30% dari harga di pasar internasional. Mantan Wagub DKI Jakarta itu, juga menulis bahwa India sudah membeli minyak murah Rusia itu.


Namun ada beberapa pertimbangan terkait rencana impor ini. Salah satunya menurut Menteri Sandi, kekhawatiran beberapa pihak terkait potensi diembargo Amerika Serikat. "Ada yang nggak setuju karena takut. 'Wah nanti gimana diembargo Amerika'. Ya biarin aja lah. Kalau kita diembargo paling kita nggak bisa makan McDonald." ***