EmitenNews.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengingatkan bahwa dunia sedang menghadapi perlambatan ekonomi. IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,2 persen pada 2022 dan akan melambat menjadi 2,9 persen pada 2023. Indonesia cukup beruntung karena kuartal kedua 2022 masih tumbuh 5,44 persen.


Untuk itu menurutnya Indonesia harus mencari terobosan baru untuk menghadapi perlambatan dan resesi ekonomi ini. Di antaranya dengan membuka pasar nontradisional, seperti Afrika, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa Timur, hingga Amerika Selatan melalui perjanjian kerja sama dagang dan diikuti dengan kegiatan misi dagang.


"Kementerian Perdagangan menyiapkan jalan tol untuk memasuki pasar baru melalui berbagai perjanjian perdagangan," kata Mendag saat menjadi pembicara dalam acara pendidikan dan pelatihan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Jakarta, Kamis (27/10).


Ia berharap pelaku usaha muda dapat meneruskan usaha memajukan perekonomian Indonesia. "Visi Indonesia maju 2045 bisa terjadi jika pelaku usaha bekerja sepenuh hati. Kementerian Perdagangan akan terus mendukung pelaku usaha agar Indonesia semakin maju," tambahnya.


Mendag menekankan pentingnya kerja sama semua pihak, terutama HIPMI untuk mendukung upaya pemerintah memulihkan ekonomi nasional sekaligus memperkuat pemerintah dalam menghadapi tantangan ekonomi global.


Kerja sama pelaku usaha dengan semua pihak harus terus dilakukan dan harus bekerja sungguh-sungguh, sepenuh hati agar sukses karena kesuksesan pelaku usaha merupakan kesuksesan Indonesia.


"Kerja sama itu penting. Pemerintah, pelaku usaha, dan semua pihak harus bekerja sama untuk mendukung visi Indonesia maju. HIPMI merupakan masa depan Indonesia. Tanpa pengusaha, Indonesia tidak bisa maju dan berkembang. Oleh karena itu, kita mendukung HIPMI agar bisa optimal apalagi menghadapi perlambatan ekonomi dunia," katanya.


Mendag menyampaikan, Kementerian Perdagangan telah menyelenggarakan Trade Expo Indonesia ke-37 secara hibrida. Acara tersebut secara luring telah ditutup pada Minggu lalu dan secara daring dilaksanakan hingga 19 Desember 2022. Kegiatan tersebut diiringi dengan penyelenggaraan Jakarta Muslim Fashion Week 2023.


Selama lima hari penyelenggaran, TEI ke-37 telah menghasilkan kontak hampir USD 3 miliar dan terus bertambah. Sementara untuk JMFW selama tiga hari pelaksanaan dapat menghasilkan transaksi sekitar Rp300 miliar.


"Kesuksesan ini merupakan hasil kerja sama semua pihak. Selain itu didukung perwakilan dagang Indonesia di luar negeri yang memfasilitasi buyer untuk hadir di TEI 2022," jelas Mendag.(fj)