Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat menyatakan optimistis kenaikan tersebut akan diraih sejalan dengan konsistensi perseroan dalam menjalankan strategi, pengoptimalan penjualan produk, dan jalur distribusi yang ada saat ini. Selain itu, SIDO juga menyatakan tengah menyiapkan produk baru dengan tujuan untuk menambah kontribusi penjualan.

 

"Kami juga terus memaksimalkan potensi penjualan dari hasil produk anak perusahaan. Saat ini kami sedang mengerjakan beberapa proyek pengembangan bahan baku aplikasi dengan beberapa perusahaan farmasi untuk produk personal care," jelasnya.

 

Ia menambahkan, dari segi kinerja perseroan peningkatan efisiensi khususnya di pabrik terus perseroan lakukan. David juga menegaskan, peningkatan target penjualan juga ditandai dengan positifnya laporan keuangan perseroan pada semester II-2022 yang lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. "Saat ini kami sedang melakukan  closing , jadi belum bisa diketahui angka pastinya," ujarnya.

 

Soal ekspansi, David menyebutkan, saat ini kapasitas mesin atau peralatan produksi perseroan masih belum digunakan secara penuh, sehingga untuk peningkatan kapasitas produksi  existing products  dan  new products  akan dioptimalkan menggunakan fasilitas utama yang sudah ada. "Paling hanya membutuhkan penambahan peralatan, modifikasi yang sudah dianggarkan," kata dia.

Adapun  capex  yang dipersiapkan oleh perseroan sebesar Rp 197 miliar akan digunakan SIDO untuk penambahan beberapa peralatan produksi dan menyelesaikan proyek  green house .

 

Sebelumnya SIDO memang telah membidik pangsa pasar Ghana, Kamerun, Kenya, Vietnam, dan Tiongkok sebagai negara tujuan ekspor produk-produk herbal dan suplemen. Upaya ini diyakini dapat memacu kinerja perseroan yang terkoreksi secara tahunan (yoy) pada semester I-2022.

 

"Untuk mendukung kinerja Sido Muncul di sisa akhir tahun ini, kami akan mempercepat eksekusi strategi inisiatif ekspor, salah satunya mempercepat registrasi produk dan peluncurannya. Kami akan meluncurkan produk Tolak Angin di Malaysia serta produk minuman STMJ di Nigeria tahun ini," ujar  Investor Relation  Sido Muncul Billy Utama.

 

Untuk diketahui, pada periode enam bulan di 2022, penjualan perseroan turun 2,6% menjadi Rp 1,61 triliun dari Rp 1,65 triliun pada periode sama tahun lalu. Lebih rinci, kinerja penjualan segmen herbal dan suplemen turun 6,9% (yoy). Namun sebaliknya, segmen  food and beverages  serta  pharmaceutical  naik masing-masing 3,5% dan 17% dibandingkan semester I-2021.

 

Pada periode yang sama, SIDO juga mencatatkan penurunan pada laba operasi sebesar 10% dari periode sama tahun lalu. Laba bersih perseroan tercatat turun 11% (yoy) menjadi Rp 445,6 miliar. Billy mengungkapkan, perseroan berupaya menghemat biaya promosi dan iklan untuk mengimbangi penurunan penjualan dan membukukan rasio biaya iklan dari penjualan sebesar 7% pada semester I-2022.