EmitenNews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Neraca Perdagangan Indopnesia pada bulan September 2021 mencatat surplus USD4,37 miliar. Capaian itu melanjutkan tren yang sudah terjadi sejak pertengahan 2020.


"Neraca perdagangan ini selama 17 bulan secara beruntun membukukan surplus," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers pada Jumat, 15 Oktober 2021.


Surplus terjadi karena nilai ekspor Indonesia September 2021 tercatat USD20,60 miliar atau turun 3,84 persen dibanding ekspor Agustus 2021. Sedangkan impor sebesar USD16,23 miliar, atau turun 2,67 persen dibandingkan Agustus 2021.


Meski dibanding bulan sebelumnya mengalami penurunan, dibanding September 2020 nilai ekspor naik sebesar 47,64 persen, sedangkan impor naik 40,31 persen.


EKSPOR

Ekspor nonmigas pada September 2021 tercatat USD19,67 miliar, turun 3,38 persen dibanding Agustus 2021, namun naik 48,03 persen dibanding ekspor nonmigas September 2020.


Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–September 2021 mencapai USD164,29 miliar atau naik 40,38 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Demikian juga ekspor nonmigas mencapai USD155,46 miliar atau naik 39,84 persen.


Penurunan terbesar ekspor nonmigas September 2021 terhadap Agustus 2021 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewani/nabati sebesar USD1.233,9 juta (30,45 persen). Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar USD286,2 juta (16,24 persen).


Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–September 2021 naik 35,40 persen dibanding periode yang sama tahun 2020, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 6,37 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 76,29 persen.


Ekspor nonmigas September 2021 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD4,54 miliar, disusul Amerika Serikat USD2,34 miliar dan Jepang USD1,54 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,83 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD3,53 miliar dan USD1,58 miliar.


Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–September 2021 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD24,67 miliar (15,02 persen), diikuti Jawa Timur USD16,93 miliar (10,31 persen) dan Kalimantan Timur USD16,11 miliar (9,80 persen).


IMPOR

Nilai impor Indonesia September 2021 mencapai USD16,23 miliar, turun 2,67 persen dibandingkan Agustus 2021 atau naik 40,31 persen dibandingkan September 2020.


Impor migas September 2021 senilai USD1,86 miliar, turun 8,90 persen dibandingkan Agustus 2021 atau naik 59,15 persen dibandingkan September 2020.


Impor nonmigas September 2021 senilai USD14,37 miliar, turun 1,80 persen dibandingkan Agustus 2021 atau naik 38,18 persen dibandingkan September 2020.


Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar September 2021 dibandingkan Agustus 2021 adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya USD122,8 juta (6,56 persen). Sedangkan peningkatan terbesar adalah bahan bakar mineral USD276,7 juta (219,54 persen).


Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–September 2021 adalah Tiongkok USD39,12 miliar (32,07 persen), Jepang USD10,42 miliar (8,54 persen), dan Thailand USD6,55 miliar (5,37 persen). Impor nonmigas dari ASEAN USD21,33 miliar (17,49 persen) dan Uni Eropa USD7,78 miliar (6,38 persen).