Ekspor Lampaui USD4 Miliar, Perhiasan Lokal Diminati Swiss Hingga UEA

Kemenperin mencatat, ekspor perhiasan dan barang berharga Indonesia mencapai USD 4,05 miliar pada periode Januari–Juni 2025, meningkat 23% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD 3,29 miliar.
EmitenNews.com - Direktur Jenderal IKMA Reni Yanita mengungkapkan industri perhiasan merupakan sektor bernilai tambah tinggi dengan potensi ekspor yang besar. Kemenperin mencatat, ekspor perhiasan dan barang berharga Indonesia mencapai USD 4,05 miliar pada periode Januari–Juni 2025, meningkat 23% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD 3,29 miliar.
“Pada tahun 2024, pangsa pasar ekspor perhiasan dan barang berharga Indonesia mencapai 2,5% dan menempati posisi ke-12 di dunia, dengan negara tujuan utama seperti Swiss, Hong Kong, India, Uni Emirat Arab (UEA), dan Yordania,” ungkapnya.
Reni menambahkan, kinerja positif ini sejalan dengan meningkatnya minat pasar terhadap produk perhiasan emas dalam negeri. Pemerintah pun terus membangun ekosistem yang mendukung penguatan struktur industri perhiasan nasional.
“Salah satu langkah strategis adalah pembentukan Bank Bullion yang diluncurkan pada Februari 2025 oleh Bapak Presiden RI. Bank ini diharapkan dapat memperkuat likuiditas dan akses pembiayaan emas bagi industri, memudahkan perolehan bahan baku, meningkatkan efisiensi rantai pasok, serta memperkokoh daya saing industri perhiasan nasional,” jelasnya.
Kemenperin mendukung penyelenggaraan Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2025, pameran berskala internasional yang menjadi ajang penting bagi industri perhiasan nasional. Kegiatan yang digelar oleh Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) ini merupakan penyelenggaraan ke-28 kalinya. Selain menampilkan produk-produk unggulan, SIJF juga menjadi wadah pertemuan antara berbagai pemangku kepentingan industri perhiasan, mulai dari produsen, pemasok bahan baku, supplier, distributor, hingga calon pembeli.
Pada SIJF 2025, Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) turut berpartisipasi dengan memfasilitasi delapan pelaku IKM perhiasan yang telah melalui proses seleksi dan kurasi. Mereka berkesempatan mengikuti pameran yang berlangsung pada 9–12 Oktober 2025 di Surabaya.
Reni menyampaikan apresiasi kepada APEPI yang secara konsisten menyelenggarakan pameran perhiasan bertaraf internasional di Indonesia sebanyak tiga kali sepanjang tahun ini, yakni Jakarta International Jewellery Fair (JIJF), Bandung Jewellery Fair (BJF), dan Surabaya International Jewellery Fair (SIJF).
“Pameran ini menjadi sarana penting dalam memperluas akses pasar dan memperkuat promosi produk perhiasan nasional. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan industri perhiasan Indonesia,” ujar Reni saat membuka SIJF 2025 di Surabaya, Kamis (9/10).
Sebagai pembina sektor industri, Kemenperin terus mengawal implementasi ekosistem Bank Bullion agar dapat memberikan kemudahan bagi pelaku IKM perhiasan, khususnya dalam memperoleh bahan baku emas. “Kami berharap IKM perhiasan dapat menjadi bagian penting dari ekosistem Bank Bullion yang pada akhirnya turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” imbuh Reni.
Lebih lanjut, Kemenperin juga melaksanakan berbagai program dan kebijakan strategis untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing industri perhiasan, antara lain melalui partisipasi pada pameran dalam dan luar negeri, program e-Smart IKM, kegiatan business matching bersama Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan Atase Perdagangan (Atdag), program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), restrukturisasi mesin dan peralatan, serta pelatihan teknis bagi para perajin.
Reni juga mendorong pelaku industri perhiasan agar terus berinovasi, memperkuat kolaborasi, dan menjaga kualitas produk. “Melalui SIJF 2025, Indonesia tidak hanya siap mengikuti tren global industri perhiasan, tetapi juga berpotensi menciptakan tren baru yang mencerminkan keunggulan lokal,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Industri Aneka Ditjen IKMA Reny Meilany menjelaskan bahwa delapan IKM yang difasilitasi merupakan produsen perhiasan emas, batu mulia, dan mutiara dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka telah melalui proses seleksi dan kurasi ketat, mulai dari pendaftaran daring hingga penilaian akhir.
Kedelapan IKM terpilih tersebut adalah Maza Handcrafted Pearl and Jewelry, Concha, dan DSW Jewellery dari Nusa Tenggara Barat; Suteja Silver dari Bali; Nara’s Beads Collection dan Vite/Oniecraft dari DKI Jakarta; Kiki Gerssom dari Jawa Timur; serta Permata Falitha dari Kalimantan Selatan.
“Kami berharap para IKM peserta dapat memanfaatkan kesempatan ini tidak hanya untuk berjualan, tetapi juga memperluas jejaring, berbagi wawasan, dan menjalin kolaborasi baru dalam pengembangan bisnis perhiasan,” pungkas Reny.(*)
Related News

IHSG Anjlok 1,95% ke Level 8.066 Pada Penutupan Hari Ini

Segera Uji Coba, RDMP Balikpapan Dongkrak Produksi Jadi 1,16 Juta BPH

IHSG Turun 0,68 Persen di Sesi I, BRPT, PGEO, SCMA Top Losers LQ45

Dengan Stimulus Baru Prabowo Kawal dan Pastikan Programnya Jalan

Material Maju Berperan Penting Dukung Pertumbuhan Industri Masa Depan

Wall Street Ngegas, IHSG Rebound