EmitenNews.com - Indo Farma (INAF) paruur pertama 2023 mencatat rugi bersih Rp120,34 miliar. Bengkak 32 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp90,71 miliar. Akibatnya, rugi per saham menukik menjadi Rp38,83 dari posisi sama tahun sebelumnya senilai Rp29,27. 


Penjualan bersih Rp363,96 miliar, melorot 36 persen dari posisi sama tahun lalu Rp574,05 miliar. Beban pokok penjualan Rp350,36 miliar, susut dari periode sama tahun sebelumnya Rp502,55 miliar. Laba kotor terakumulasi senilai Rp13,6 miliar, anjlok 80 persen dari episode sama tahun lalu Rp71,5 miliar. Beban penjualan Rp52,38 miliar, susut dari Rp76,25 miliar. 


Beban umum dan administrasi Rp67,83 miliar, bengkak dari Rp59,93 miliar. Keuntungan lain-lain bersih Rp293,05 juta, melejit dari periode sama tahun sebelumnya Rp9,64 miliar. Rugi usaha Rp106,31 miliar, bengkak 43 persen dari episode sama tahun lalu Rp74,33 miliar. Beban keuangan Rp23,81 miliar, bengkak dari Rp17,27 miliar. 


Rugi sebelum pajak Rp130,13 miliar, bengkak dari Rp91,61 miliar. Jumlah pajak penghasilan Rp9,78 miliar, melambung dari periode sama tahun lalu Rp896,57 juta. Rugi tahun berjalan Rp120,34 miliar, membengkak dari episode sama tahun sebelumnya senilai Rp90,71 miliar. 


Jumlah ekuitas minus Rp33,99 miliar, bengkak 139 persen dari periode akhir tahun sebelumnya sebesar Rp86,34 miliar. Jumlah liabilitas bengkak menjadi Rp1,59 triliun dari posisi akhir tahun sebelumnya Rp1,44 triliun. Jumlah aset terkumpul Rp1,55 triliun, susut dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp1,53 triliun. (*)