EmitenNews.com - PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) cukup mencuri perhatian para pelaku pasar pada perdagangan pekan ini setelah mengalami lonjakan harga yang sangat signifikan dan mendapat dua notifikasi dari BEI berupa UMA dan Suspensi.

 

Sebagai informasi, PANI baru saja diakuisisi oleh entitas usaha dari Agung Sedayu group. PT Multi Artha Pratama (MAP) bersiap melakukan tender offer atau penawaran tender wajib setelah anak usaha Agung Sedayu Group (ASG) tersebut mencaplok 328 juta saham atau setara 80 persen PT Pratama Abadi Nusa Industri (PANI).

 

Jika menilik pada data transaksi BEI, maka saham PANI telah mengalami lonjakan hingga 201,28 persen dalam kurun waktu yang sangat singkat. Tepatnya pada 7 oktober 2021 masih di harga Rp312 per saham dan pada penutupan kemarin, Jumat 15 Oktober 2021 sudah di posisi Rp940 per saham.

 

Pada 7 Oktober saham PANI ditransaksikan hanya 28 kali dengan nilai transaksi Rp25,38 juta dan volume saham 82.500 lembar saham ditutup pada harga Rp312.

 

8 Oktober mulai mengalami lonjakan dengan ditransaksikan sebanyak 178 kali, nilai transaksi Rp205,14 juta dan volume saham 583.100 lembar saham ditutup pada harga Rp390.

 

11 Oktober di transaksikan sebanyak 358 kali dengan nilai transaksi Rp747,81 juta dan volume saham 1.547.400 lembar saham ditutup pada harga Rp486.

 

12 Oktober saham PANI di transaksikan 888 kali dengan nilai transaksi Rp 1,44 miliar dan volume saham 2.416.200 lembar saham ditutup pada harga Rp605.

 

13 Oktober di transaksikan sebanyak 579 kali dengan nilai transaksi Rp2,02 miliar dan volume saham 2.720.500 lembar saham serta ditutup pada harga Rp755.

 

Setelah lonjakan yang terjadi pada beberapa hari di atas, saham PANI dibekukan sementara oleh BEI untuk perdagangan 14 Oktober 2021. Setelah bisa diperdagangkan kembali pada Jumat 15 Oktober 2021 saham PANI kembali melonjak hingga level tertinggi dalam sehari atau ARA dengan kenaikan 24,50 persen atau naik 185 point ke harga Rp940 per saham yang ditopang oleh frekuensi 1.044 kali, nilai transaksi mencapai Rp3,48 miliar dan volume sebanyak 3.722.000 lembar saham.