EmitenNews.com - Langkah PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berjalan. Calon emiten yang nantinya akan menggunakan kode saham SMGA ini memulai masa penawaran umum saham pada hari ini, Rabu (24/1) hingga Jumat (26/1), setelah mendapatkan pernyataan efektif pada Selasa (23/1).

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek yakni PT Victoria Sekuritas Indonesia yang sekaligus sebagai penjamin emisi efek.


Melansir prospektus di laman e-IPO, Rabu (24/1), Kelompok usaha PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) yang Bergerak dalam bidang Perdagangan Besar Bijih Nikel dan Batubara
tersebut mematok harga penawaran sebesar Rp 105 per saham. Ini merupakan batas atas dari harga penawaran awal alias book building di rentang Rp 100 – Rp 105 per saham.

Dalam aksi korporasi ini, perseroan menawarkan sebanyak 1,75 miliar saham atau 20,00% dari modal ditempatkan dan disetor. Dengan harga yang ditetapkan, perseroan berpotensi meraup dana segar sebesar Rp183,75 miliar.


Sebagai informasi, SMGA adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang perdagangan nikel dan batubara untuk pasar domestik di Indonesia.

Setelah melakukan masa penawaran umum pada tanggal 24 Januari hingga 26 Januari, selanjutnya SMGA akan melakukan distribusi saham pada 29 Januari dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Januari.


Rencana penggunaan dana oleh perseroan sebanyak-banyaknya Rp183,75 miliar untuk pembayaran dengan pihak ketiga yang tidak terafiliasi.

Mengacu pada laporan keuangan SMGA yang berakhir 31 Juli 2023, total liabilitas perseroan mencapai Rp129,36 miliar atau membengkak 127,28 persen dibanding per 31 Desember 2022 yang sebesar Rp47,51 miliar. Total kewajiban per akhir Juli 2023 tersebut didominasi oleh liabilitas jangka pendek yang mencapai Rp124,52 miliar atau melambung 194,79 persen dibanding per akhir Desember 2022.


Sementara itu, peningkatan liabilitas jangka pendek itu terutama dipengaruhi oleh utang usaha dengan pihak ketiga per 31 Juli 2023 yang mencapai Rp56,95 miliar atau meroket 526,51 persen dibanding per 31 Desember 2022 yang senilai Rp9,09 miliar.

Perlu diketahui, SMGA memiliki utang usaha dengan PT Bara Indah Sinergi mencapai Rp47,75 miliar, sedangkan utang kepada PT Total Mineral Sulawesi sebesar Rp4,38 miliar dan utang kepada PT Akar Mas Internasional senilai Rp2,24 miliar.


Selain utang usaha kepada pihak ketiga, peningkatan liabilitas jangka pendek SMGA juga dipengaruhi oleh utang uang muka penjualan per 31 Juli 2023 sebesar Rp39,25 miliar. Padahal per 31 Desember 2022, perseroan tidak memiliki utang uang muka penjualan.

Perseroan didirikan pada tahun 2016 dengan nama PT Sumber Mineral Global Abadi, berkedudukan di Jakarta Selatan. Perseroan merupakan perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang perdagangan nikel dan batubara untuk pasar domestik di Indonesia.

Perseroan merupakan bagian dari kelompok usaha PT Sumber Global Energy Tbk (SGE) yang merupakan perusahaan perdagangan batubara di pasar ekspor dan domestik