Selain itu, Poso juga punya kawasan megalit tertua di Indonesia. Di lembah Bada dan Napu. Umurnya diperkirakan sudah lima ribu tahun lebih. Tak ada di tempat lain. Bahkan konon lebih tua dari yang ada di Jeju, Jepang. Karena itu, tahun ini dicanangkan ikon baru:  “Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit” oleh Gubernur Sulteng Rusdy Mastura.

 

Dari sekian banyak pesan Bupati Verna berbicara malam itu, terus-terang, bagian ini paling menyita perhatian saya. 

 

Sebelumnya saya melakukan survei kecil-kecilan dan menjaring jajak pendapat secara random. Hasilnya, sekarang ini, boleh dikata, begitu publik menyebut nama Sulawesi Tengah (Sulteng). Maka persepsi atau mindset yang ada di kepala orang adalah Poso. Atau Festival Danau Poso-nya. 

 

“Iya betul, orang Sulteng kalau mau berwisata yah ke Poso. Karena banyak pilihan obyek yang ditawarkan. Di sana juga pusat tanaman anggrek lho,” ujar Mujahidah, warga Palu yang juga dosen di Untad Palu ini, awal September lalu.     

 

Itulah yang menurut saya buah dari rebranding Poso yang kerap ia ucapkan. Bahkan dalam sambutannya malam itu, saya catat sampai dua kali ia menyebutkan istilah yang populer dalam dunia marketing tersebut.     

 

“Kami berharap  pelaksanaan kedepan ada progres kearah positif  yang menarik investor untuk berinvestasi di bidang industri pariwisata serta me “rebranding” kabupaten Poso,” ujarnya penuh optimistis. (Rusman Madjulekka/Penulis tinggal di Surabaya). ***