EmitenNews.com - Fitch Ratings telah mengafirmasi Default Ratings (IDR) Emiten Mata Uang Asing dan Lokal Jangka Panjang oleh operator seluler Indonesia PT XL Axiata Tbk (EXCL) di 'BBB'. Pada saat yang sama, Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang di 'AAA(idn)'. Outlooknya Stabil.

 

Peringkat Nasional 'AAA' menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh agensi dalam skala Peringkat Nasional untuk negara tersebut. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau obligasi dengan ekspektasi risiko gagal bayar yang paling rendah dibandingkan dengan semua emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.

 

Peringkat 'BBB' XL mencerminkan kekuatan kredit 61,16% induknya, Axiata Group Berhad (Axiata) yang berbasis di Malaysia, berdasarkan hubungan keseluruhan yang kuat antara entitas. Axiata tetap menjadi pemegang saham mayoritas pengendali XL setelah pengalihan 4,97% sahamnya ke Ferrymount Investments Limited.

 

Pelestarian Profil Kredit Axiata: Penilaian kami terhadap kekuatan kredit Axiata mencakup harapan bahwa grup akan terus mengelola kebutuhan investasi untuk mempertahankan profil kreditnya. Kami kemungkinan akan mengambil tindakan pemeringkatan negatif jika Axiata tidak dapat mempertahankan kekuatan kreditnya, yang akan mengarah pada tindakan pemeringkatan yang sesuai pada XL.

 

Kaitan Keseluruhan yang Kuat: Fitch percaya bahwa terdapat keterkaitan yang kuat antara XL dan Axiata, yang didukung oleh insentif hukum dan strategis yang tinggi meskipun insentif operasional yang rendah. Insentif hukum yang tinggi didasarkan pada klausul cross-default di lebih dari 85% dokumen obligasi Axiata. Surat utang jangka menengah Axiata senilai USD1 miliar euro dan dokumen sukuk USD1 miliar yang diperdagangkan secara publik berisi klausul cross-default dengan anak perusahaan material, termasuk XL. Jatuh tempo terlama dari instrumen-instrumen ini adalah sampai tahun 2050, memberikan kepastian yang wajar tentang keabadian.

 

Tingginya insentif strategis tersebut didasari oleh kontribusi XL yang signifikan terhadap grup Axiata. XL tetap menjadi kontributor terbesar untuk EBITDA Axiata sebesar 25% dan belanja modal sebesar 43% pada akhir tahun 2020. Meski begitu, kami menilai hubungan operasional secara keseluruhan rendah, mengingat insentif sinergi yang rendah dan insentif manajemen dan merek sedang; sementara merek korporat XL mencantumkan nama Axiata, merek konsumennya hanyalah XL.

 

Standalone Credit Profile (SCP) Tidak Berubah: SCP XL dari 'bb+' mencerminkan kehadiran pasar yang lebih lemah di bawah 20% dan skala yang lebih kecil dari telco incumbent PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom, BBB/Stabil). Kami memperkirakan leverage bersih dana dari operasi (FFO) XL akan meningkat menjadi sekitar 1,9x (2020: 0,8x) pada 2021-2022, dengan belanja modal yang lebih tinggi seiring XL memperluas jaringan mobile dan fixed broadband-nya. Kami berharap Telkom dapat mempertahankan dominasi pasar dan kepemimpinan jaringan yang kuat, mengingat peluncuran jaringannya yang luas.

 

Konsolidasi Mempermudah Rivalitas Seluler: Fitch percaya konsolidasi sektor seluler Indonesia akan mendukung stabilitas harga dan pertumbuhan yang menguntungkan dalam jangka panjang. Ada tanda-tanda meredanya persaingan seluler di 2Q21, meskipun lingkungan bisnis yang menantang dapat mendorong strategi penetapan harga taktis di antara perusahaan telekomunikasi untuk mempertahankan pangsa pasar. Kami sekarang memperkirakan pertumbuhan satu digit yang rendah untuk pendapatan XL pada 2021-2024, didorong oleh perolehan pangsa pasar di luar Jawa.

 

Rencana merger antara PT Indosat Tbk (BBB/AAA(idn)/Rating Watch Negative) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Hutch) akan memperkuat pangsa pendapatan gabungan mereka menjadi sekitar 25%. Ini akan menempatkan entitas gabungan (MergeCo) di depan 16% bagi pendapatan XL pada 1H21. Penggabungan tersebut disetujui oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tanggal 5 November 2021 - dimana MergeCo harus mengembalikan frekuensi 2x5MHz pada pita 2.1GHz dalam waktu satu tahun sejak modifikasi lisensi spektrum seluler MergeCo.