Lebih lanjut, Deputi Bidang Kerja sama Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai Co-Chair TIIWG Riyatno menyampaikan tentang isu prioritas TIIWG yang mengangkat investasi berkelanjutan terkait energi terbarukan.


“Anggota G20 menekankan pentingnya kolaborasi untuk mengupayakan peningkatan investasi terutama bagi negara berkembang dalam mengembangkan kapasitas kesehatan dan infrastruktur untuk penguatan daya saing dan kemampuan dalam mengatasi pandemi baik di saat ini maupun di masa mendatang,” terang Riyatno.


Pada kesempatan terpisah, selaku Co-Chair TIIWG dari Kementerian Perindustrian, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII), Eko S A Cahyanto menjelaskan pentingnya peran sektor industri untuk ketahanan dan pemulihan ekonomi serta perlunya pendekatan yang terkoordinasi antara kebijakan perdagangan, investasi, dan industri.

“Sektor industri merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dari perdagangan dan investasi dalam membantu peningkatan produktivitas. Indonesia akan mendorong kerja sama untuk peningkatan kapasitas dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan teknologi tinggi sebagai persyaratan utama dalam penerapan industri 4.0. Hal ini membutuhkan transfer teknologi dan investasi infrastruktur digital,” pungkas Eko.


Pertemuan TIIWG selanjutnya akan dilaksanakan pada September 2022 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini akan diakhiri dengan pertemuan tingkat Menteri, yaitu Trade, Investment and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) di bulan yang sama. (fj)