EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih volatile, dan bergerak bervariasi. Itu menyusul sentimen pelemahan pertumbuhan ekonomi global masih membayangi indeks. Namun, Indeks hari ini masih berpotensi melanjutkan penguatan.


Kondisi itu, seiring penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street, dan kembalinya net buy investor asing. ”Kami perkirakan Indeks bergerak pada rentang support 6.830, dan resisten 6.950,” tutur Lukman Hakim, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Kamis (21/7).


Secara teknikal, Indeks kembali menjauh dari area support 6.600. Membentuk candle putih cukup kuat namun, membentuk gap up perlu diwaspadai. Beberapa saham memiliki potensi naik untuk perdagangan hari ini antara lain BFIN, TBIG, LSIP, HRUM, ITMG, BBRI, SRTG, BIRD, dan KKGI.


Pada perdagangan kemarin, Indeks melesat 2,06 persen menjadi 6,874. Investor mengantisipasi rapat dewan gubernur (RDG) pada 20-21 Juli 2022 dengan konsensus suku bunga tetap atau unchange di kisaran 3,5 persen. Bank Indonesia (BI) kemungkinan baru akan menaikkan suku bunga pada kuartal III-IV 2022.


Itu didukung data ekonomi Indonesia solid, neraca dagang juga mengalami surplus, di tengah inflasi tinggi beberapa negara khususnya negara maju. Namun, Inflasi Indonesia masih di bawah 5 persen. Itu membuat kepercayaan investor asing kembali masuk saham. Namun, para Investor masih khawatir akan penguatan USD yang membuat rupiah tertekan. 


Beberapa sektor pendorong penguatan Indeks antara lain sektor industri naik 2,45 persen, financial melesat 2,41 persen, dan teknologi surplus 2,18 persen. Investor asing membukukan net buy Rp372 miliar dengan saham-saham paling banyak dibeli investor asing BMRI, BBRI, dan BBCA.


Sementara itu, bursa saham AS Wall Street kembali ditutup di zona hijau. Penguatan bursa AS didorong rilis laporan keuangan emiten kuartal II-2022 positif. Bursa Asia dibuka bervariasi. Indeks Kospi naik 0,51 persen, Nikkei 225 melejit 0,14 persen. Jepang pagi ini merilis neraca dagang kembali defisit JPY 1,383 miliar pada Juni. Pelaku pasar Jepang menunggu keputusan bank central soal suku bunga dengan konsensu tetap alias tidak berubah di kisaran minus 0,1 persen. (*)