Hadapi Ekuitas Minus Rp78 Miliar, Borneo Olah Sarana (BOSS) Mainkan Skenario Berikut
EmitenNews.com - Borneo Olah Sarana (BOSS) sepanjang 2021 mencatat penjualan Rp44 miliar. Merosot 74 persen dari periode sama 2020 sekitar Rp170 miliar. Perusahaan hanya menjual kepada empat perusahaan dari sebelumnya 10 perusahaan tetap. Nah, tiga dari empat perusahaan itu tergolong baru.
Tahun lalu, penjualan perusahaan kepada pihak ketiga menyasar Mikhael Wirausaha Abadi Rp28,80 miliar, Vortex Inter Coal Rp3,25 miliar, kemudian Arta Muda Mandiri Investama Rp1,10 miliar. Penjualan kepada Mahakam Makmur Lestari tercatat meningkat menjadi Rp10,37 miliar dari periode sama 2020 sekitar Rp2,10 miliar.
Pada 2020, penjualan batu bara terbesar senilai Rp54,74 miliar kepada Commodities Intelligence Centre Pte Ltd. Sayangnya, pada 2021 tidak lagi kembali melakukan transaksi. Itu membuat rugi bersih melesat 56 persen menjadi Rp165 miliar dari periode sama 2020 dengan rugi tercatat Rp106 miliar. Rugi kotor naik menjadi Rp25 miliar dari periode sama 2020 sekitar Rp8,34 perseroan.
Total aset menukik 25 persen Rp524 miliar dari periode sama 2020 sekitar Rp699,27 miliar. Jumlah ekuitas minus Rp78 miliar, ambles 189 persen dari periode sama 2020 sejumlah Rp87,38 miliar. Jumlah liabilitas berkurang menjadi Rp601 miliar dari periode sama 2020 sekitar Rp611,90 miliar.
Kondisi itu, menyusul sepanjang 2021 menghadapi berbagai tantangan besar. Tepatnya, sulit mendapat pembiayaan dari perbankan untuk sektor batu bara. Termasuk urusan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) baru tuntas oleh entitas anak usaha yaitu Bangun Olah Sarana Sukses, dan PT Pratama Bersama.
Tantangan lanjutan perusahaan yaitu kesulitan mencari calon investor strategis. Saat ini, perseroan masih berburu investor baru dengan skema pembayaran utang dengan jumlah jumbo pada kreditur. Tantangan lain, penerapan kriteria Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola Perusahaan atau ESG tidak memberi pembiayaan sektor batu bara, volatilitas harga batu bara, pandemi Covid-19, dan area produksi tambang tergenang.
Selanjutnya, periode 2022-2023 perseroan akan menerapkan sejumlah strategi. Itu setelah sukses menyelamatkan anak usaha yaitu Bangun Olah Sarana Sukses. Itu berkat efisiensi, mencari investor baru untuk tengerek produksi batu bara. Proyeksi penjualan 2022-2023 didukung afiliasi yaitu Pratama Bersama.
Penyelamatan Pratama Bersama pada 2021 dengan efisiensi. Dan, mendapat pinjaman USD4 juta dari PT AME untuk mengembangkan usaha penambangan batu bara. Dana tersebut untuk modal kerja dan jaminan reklamasi penambangan, dan produksi batu bara Pratama Bersama. (*)
Related News
RUPSLB Mitra Tirta Buwana (SOUL) Pertahankan Dirut Ardianto Wibowo
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M