EmitenNews.com - Minat konsumen untuk membeli rumah lumayan besar. Apalagi karena hunian termasuk kebutuhan pokok. Tetapi, ada beberapa pergeseran sentimen konsumen yang harus disikapi oleh pelaku industri baik para pengembang maupun kalangan perbankan. Masyarakat kini mempertimbangkan lebih sedikit faktor ketika mengambil pinjaman rumah. Faktor utama masih sama, yaitu besaran angsuran, jangka waktu pinjaman dan tingkat suku bunga KPR.
Country Manager Rumah.com, Marine Novita, mengungkapkan hal tersebut, di Jakarta, Selasa (5/10/2021), dalam rilis hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2021. Ia menyimpulkan, di tengah pandemi Covid-19 ini, minat konsumen untuk memiliki rumah sudah mulai tumbuh. Apalagi, pemerintah telah memberi kemudahan atau insentif dalam pembelian properti di tengah pandemi ini.
Salah satunya berupa insentif pajak dan kemudahan uang muka atau down payment (DP). Namun, di tengah berbagai kemudahan yang telah diberikan oleh pemerintah melalui pembebasan PPN itu, hambatan yang dianggap semakin menonjol sekarang adalah tingginya suku bunga.
Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2021 menemukan, sebanyak 60 persen responden menganggap suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) saat ini berada pada level tinggi. Ada kenaikan dibandingkan semester sebelumnya yang dinyatakan oleh 59 persen responden. Selain itu 88 persen responden juga kini berharap pemerintah mengambil langkah untuk membantu menurunkan suku bunga.
"Masih tingginya tingkat suku bunga KPR juga mengakibatkan tingginya besaran angsuran KPR yang harus dibayar tiap bulan sehingga menjadi hambatan yang dihadapi ketika mengambil KPR. Hal ini dinyatakan oleh sekitar sepertiga responden atau sejumlah 34 persen responden," kata Marine Novita.
Dari hasil survei ini juga diketahui, semakin banyak responden yang mengandalkan portal properti untuk mendapatkan informasi tentang properti. Sebanyak 56 persen responden mengandalkan portal properti, naik dari 47 persen responden pada semester sebelumnya.
Temuan utama selanjutnya adalah pencarian properti oleh konsumen semakin merata keluar Jakarta. Ini berkorelasi dengan adanya kebijakan perusahaan untuk menerapkan bekerja dari rumah atau (work from home/WFH). Hal ini membuat banyak orang menjadi sadar bahwa bekerja tidak harus di kantor atau tidak harus lagi tinggal di kota besar yang hiruk pikuk.
Lebih dari separuh atau sekitar 55 persen responden mengaku terpikir mencari hunian di luar wilayah Jabodetabek jika bisa terus menjalani sistem kerja WFH atau remote working. Angka ini merupakan kenaikan dari 53 persen responden pada semester sebelumnya.
Para pencari rumah mempertimbangkan wilayah-wilayah hunian di luar Jabodetabek jika bisa WFH, di antaranya Jawa Barat dipilih oleh 46 persen responden, Bali dinyatakan oleh 22 persen responden. Lalu, Yogyakarta dinyatakan oleh 21 persen responden, Jawa Tengah dinyatakan oleh 16 persen responden.
Selain itu, pola pencarian properti di situs Rumah.com juga mulai menyebar keluar DKI Jakarta. Persentase pencarian properti di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Depok berkurang 3-5 persen dibanding kuartal sebelumnya. Sebaliknya, pencarian di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bogor meningkat 3-5 persen pada periode yang sama.
Perubahan tren ini mungkin terkait dengan situasi pandemi Covid-19 (WFH), selain karena pembangunan infrastruktur di wilayah penyokong Jakarta, serta penurunan dan stagnasi harga di kota/kabupaten tersebut.
Menurut Marine, konsumen Indonesia juga mulai menyadari akan pentingnya bermacam-macam fitur ramah lingkungan pada rumah atau apartemen incaran mereka. Rumah ramah lingkungan bukan lagi hanya sekadar wacana, namun dianggap bisa berdampak langsung terhadap penghematan dan kenyamanan.
"Sembilan dari sepuluh responden Rumah.com Consumer Sentiment Survei H2 2021 merasa fitur-fitur ramah lingkungan pada rumah atau apartemen yang mereka akan beli sangat penting. Kesadaran akan sustainable living ini muncul setelah konsumen merasakan manfaat dari berbagai fitur ramah lingkungan yang ditawarkan pada hunian-hunian yang mengusung konsep tersebut," katanya. ***
Related News
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI
IFG Gelar Research Dissemination 2024, Hadirkan Dosen Sejumlah PT
Sampai 19 November Rupiah Melemah 0,84 Persen dari Bulan Sebelumnya