EmitenNews.com - Keberadaan lahan terdegradasi di Indonesia cukup besar. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, lahan kritis yang diakibatkan oleh berbagai faktor ini mencapai sekitar 14 juta hektare, dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Membangkitkan harapan petani di lahan kritis, BRI menanam Grow & Green menyalurkan bantuan tanaman produktif.

 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) kembali mengambil inisiatif dalam melestarikan lingkungan lewat aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Peduli melalui program BRI Menanam Grow & Green, berkolaborasi dengan Yayasan Bakau Manfaat Universal dengan melakukan penanaman tanaman produktif.

 

Program ini melibatkan enam Kelompok Tani (KT) dan Kelompok Tani Hutan (KTH) yaitu KTH Harapan Jaya, KTH Mappagangkae, KT Bina Lestari, KT Sarre Indah, KT Bura Soppeng, dan KT Pa'bentengan yang tersebar di Provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Sebanyak 15 ribu bibit tanaman produktif disalurkan berupa tanaman durian, kopi dan pala.

 

Selain mampu melestarikan kembali lahan yang telah rusak dan tak terpakai, program ini juga dinilai dapat meningkatkan taraf kesejahteraan para petani, serta masyarakat di sekitarnya dengan memanfaatkan potensi yang ada. 

 

Dalam rilis yang diterima Kamis (25/1/2024), Ketua KTH Harapan Jaya, Abdullah menjelaskan, kelompok tani yang terletak di Desa Kaseralau, Kecamatan Batulappa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan itu, didirikan pada 2021. Hingga saat ini, KTH Harapan Jaya memiliki jumlah anggota sekitar 30 orang. 

 

“Program BRI Menanam Green & Grow ini sangat membantu kelompoknya dalam berbagai aspek, mulai dari biaya penanaman dan pemeliharaan hingga pemberian 2.500 bibit kopi,” kata Abdullah.

 

Sebelumnya, lahan kelompok tani ini dimanfaatkan untuk menanam jagung. Namun, mengingat potensi kerusakan yang disebabkan karena proses penanaman jagung yang rumit, akhirnya KTH Harapan Jaya memutuskan menjalankan sejumlah kegiatan dalam memulihkan lahan yang rusak. Mereka lalu beralih secara perlahan ke tanaman kopi yang lebih produktif.

 

“Saya bersyukur dan berterima kasih kepada pihak BRI karena telah membantu kelompok kami dalam penyediaan dana dan bantuan lainnya seperti bibit kopi. Dari awal, saya memang memiliki ketertarikan besar terhadap kopi, karena ragam potensi yang dimiliki. Mulai dari mengolahnya menjadi produk kopi berkualitas untuk dijual ke pasar hingga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” tuturnya.

 

Harapannya tanamannya semakin diperluas