Hilirisasi Nikel Digenjot, Saham ANTM Diproyeksi Menguat

ilustrasi papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Dok/EmitenNews
EmitenNews.com -
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi hasil kolaborasi antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan mitra asing dari konsorsium Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CBL) di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Proyek ini diyakini akan memberi dampak signifikan terhadap prospek saham PT ANTAM Tbk, terutama dalam jangka menengah dan panjang.
Menurut Nafan Aji Gusta, Ekonom dan Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, pembangunan fasilitas industri baterai ini merupakan bentuk nyata dari penguatan hilirisasi nikel nasional.
“Proyeksi positif terhadap saham ANTAM diperkuat dengan posisi perusahaan sebagai pelaku utama di sektor pertambangan yang kini bergerak aktif menuju hilirisasi dan manufaktur teknologi. Dengan realisasi proyek ini, ANTAM berpotensi menikmati peningkatan laba bersih, efisiensi produksi, dan penguatan valuasi di pasar modal,” katanya.
Selain efek ekonomi makro, seperti peningkatan pertumbuhan daerah dan penciptaan lapangan kerja, proyek ini juga diyakini akan memperkuat transisi energi nasional menuju net zero emission. Bagi investor dan pelaku pasar, langkah ANTAM ini membuka ruang pertumbuhan baru yang berkelanjutan.
“Ini kan masih on breaking, berarti baru dibangun pabrik IBC–CBL-nya. Mudah-mudahan saja progres pembangunannya bisa berjalan lancar sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Nantinya, ANTAM akan mampu meningkatkan kemampuan dalam menciptakan added value,” ujar Nafan.
Sebagai salah satu penyuplai utama bahan baku nikel untuk industri baterai di bawah kendali IBC, ANTAM disebut akan mendapatkan manfaat langsung dari terbentuknya rantai pasok yang terintegrasi secara nasional dan internasional.
“ANTAM ini sebagai penyuplai nikel ke IBC, ya nanti added value itu yang akan menjadi benefit bagi peningkatan kinerja fundamental ANTAM ke depan. Asalkan produk baterai itu bisa terserap dengan baik oleh pasar,” katanya.
Proyek ekosistem industri baterai ini terdiri dari enam proyek terintegrasi: lima di Kawasan FHT Halmahera Timur dan satu di Karawang. Area pengembangan mencapai 3.023 hektare dengan kapasitas serapan hingga 8.000 tenaga kerja langsung, disertai pembangunan 18 proyek dermaga multifungsi.
Selain menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), kehadiran proyek ini juga bertujuan memperkuat ekosistem kendaraan listrik (EV) di dalam negeri.
“Ini juga merupakan bagian dari hilirisasi, dari komitmen ANTAM untuk mewujudkan industrialisasi nikel agar bisa meningkatkan added value. Sekaligus juga menciptakan dan mendukung ekosistem berbasis elektrik di Tanah Air,” tutur Nafan.
Langkah ini dinilai strategis untuk mendongkrak posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam industri kendaraan listrik global. Apalagi, anak usaha CBL yakni PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB) akan menjadi pemasok utama baterai untuk produsen kendaraan listrik dan sistem Battery Energy Storage.
Proyek bernilai USD 5,9 miliar ini disebut sebagai tonggak sejarah baru dalam pembangunan industri berbasis energi terbarukan di Indonesia. Presiden Prabowo menegaskan pentingnya mengolah sumber daya alam dalam negeri menjadi produk bernilai tinggi guna mendorong kemakmuran rakyat.
Presiden Prabowo juga menekankan bahwa program hilirisasi sudah dirintis sejak masa Presiden Sukarno. Kini, implementasinya semakin nyata dengan kerja sama lintas lembaga dan negara.
Related News

Mirae Asset Kasih Cashback Reksa Dana dari Trading Booster Saham!

BEI Umumkan 55 Emiten Potensi Delisting, Siapa Saja?

Kemenperin Apresiasi Schneider Electric Perluas Pabrik di Cikarang

IHSG Naik Tipis di Sesi I, MBMA, MDKA, MAPI Top Gainers LQ45

Efek Wall Street, IHSG Cenderung Menguat

Konsolidasi, IHSG Arungi Level 6.900