EmitenNews.com - Hingga akhir Juni 2024, PT Fajar Surya Wisesa Tbk. (FASW) mencatat penjualan neto Rp3,89 triliun. Terjadi penurunan dari penjualan neto Rp4,09 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Dalam laporan keuangan perseroan Selasa (23/7/2024), menyebutkan, beban pokok penjualan naik menjadi Rp3,97 triliun dari Rp3,95 triliun dan rugi bruto diderita Rp80,47 miliar usai meraih laba bruto Rp147,88 miliar.

Sementara itu, rugi sebelum pajak penghasilan meningkat menjadi Rp575,83 miliar dibanding rugi sebelum pajak penghasilan Rp270,90 miliar. Rugi periode berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk naik menjadi Rp472,86 miliar dari rugi Rp216,19 miliar tahun sebelumnya.

Lalu, jumlah liabilitas mencapai Rp8,94 triliun hingga periode 30 Juni 2024 naik dari jumlah liabilitas Rp8,18 triliun hingga periode 31 Desember 2023. Jumlah aset mencapai Rp12,83 triliun hingga periode 30 Juni 2024 naik dari jumlah aset Rp12,54 triliun hingga periode 31 Desember 2023. 

Sebelumnya, emiten penerbit kertas ini, memperoleh fasilitas pinjaman besar dari PT Bank Permata Tbk (BNLI) senilai Rp2,25 triliun. Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman antara kedua entitas tersebut terjadi pada 20 Maret 2024.

"Perusahaan telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dengan Bank Permata sebesar Rp2,25 triliun dengan jangka waktu 7 tahun," ungkap Sekretaris Perusahaan Fajar Surya Wisesa, Marco Hardy, dalam pengumuman resmi, Minggu (24/3/2024).

Dana pinjaman tersebut akan digunakan untuk beberapa tujuan, termasuk melunasi pinjaman jangka pendek yang ada, mendukung proyek belanja modal tambahan, serta untuk keperluan umum. 

Selain itu, perusahaan juga memiliki opsi untuk menggunakan dana tersebut dalam pembayaran kembali pinjaman jangka panjang yang belum dilunasi.

"Penyediaan fasilitas pinjaman ini akan mempengaruhi rasio keuangan perusahaan terkait utang, namun tidak akan berdampak pada operasional, aspek hukum, atau kelangsungan usaha perusahaan," jelas Marco Hardy. ***