Hingga September 2024, LPEI Telah Salurkan Rp57,6T Pembiayaan Ekspor
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), atau Indonesia Eximbank . dok. Investor Daily.
EmitenNews.com - Di tengah kondisi keuangan yang sedang menghadapi tantangan berat, Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Riyani Tirtoso menegaskan bahwa tidak ada pemberian insentif atau kenaikan gaji bagi jajaran manajemen. Hingga September 2024, LPEI atau Indonesia Eximbank telah menyalurkan pembiayaan ekspor nasional sebesar Rp57,6 triliun.
Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, Riyani Tirtoso menyampaikan hal itu dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI yang membahas kinerja dan tantangan operasional LPEI serta Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan lainnya.
Menjawab pertanyaan anggota Komisi XI DPR, Riyani Tirtoso mengungkapkan, saat kondisi LPEI yang berat tidak mungkin memberikan insentif apa pun termasuk tidak memberikan kenaikan gaji selama tiga tahun kepada manajemen.
“Itu kami terima dengan betul-betul lapang dada karena ingin sekali menunjukkan bahwa LPEI itu harus bisa berfungsi sesuai dengan mandat undang-undang,” kata Riyani Tirtoso.
Riyani menjelaskan bahwa sebagian besar manajemen LPEI saat ini merupakan pensiunan bank yang memilih untuk terus berkontribusi kepada negara meskipun sudah memasuki usia pensiun.
"Kami rata-rata berusia di atas 60 tahun dan memiliki keinginan untuk terus berkontribusi kepada negeri," ujarnya.
Sejak 2020, LPEI telah melakukan transformasi besar-besaran untuk mengatasi penurunan kualitas aset dan menghadapi berbagai tantangan. Meskipun menghadapi kesulitan, manajemen LPEI tetap berkomitmen untuk mendorong pembiayaan ekspor dan memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional.
Riyani Tirtoso juga menyampaikan harapannya terkait Penyertaan Modal Negara (PMN). Ia mengatakan bahwa alokasi PMN akan dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung program-program pembiayaan ekspor dan pengembangan kapasitas perusahaan.
LPEI atau Indonesia Eximbank melaporkan telah menyalurkan pembiayaan ekspor nasional sebesar Rp57,6 triliun hingga September 2024.
Asuransi dan penjaminan komersial masing-masing telah disalurkan LPEI sebesar Rp6,6 triliun, sedangkan penjaminan pemerintah tercatat sebesar Rp2,6 triliun.
Dari sisi jasa konsultasi, LPEI berhasil membentuk 1.692 desa devisa hingga September 2024. Program ini bertujuan mendorong ekspor berbasis komunitas dengan memberikan pelatihan intensif kepada pelaku ekspor baru.
Untuk jasa konsultasi, eksportir LPEI sudah bisa membimbing sebanyak 938 pelaku ekspor, dengan desa-desa, melalui program Coaching Program for New Exporter sebanyak 5.700 peserta, dengan melaksanakan bisnis matching sebanyak 82.000.
Transformasi LPEI yang dimulai sejak 2020 berhasil meningkatkan pembiayaan Goodbank dari Rp27,7 triliun menjadi Rp28,3 triliun.
Sedangkan Program khusus penugasan ekspor telah menyalurkan Rp20 triliun ke 180 negara, termasuk pasar non-tradisional.
Per Juni 2024, pembiayaan LPEI menghasilkan National Development Impact (NDI) sebesar 3,97 kali. Artinya, setiap Rp1 miliar pembiayaan mampu menyerap hingga 54 tenaga kerja.
Secara keseluruhan, dari 2020 hingga September 2024, LPEI telah mengelola aset sebesar Rp256 triliun, meliputi pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan trade finance. ***
Related News
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI
IFG Gelar Research Dissemination 2024, Hadirkan Dosen Sejumlah PT
Sampai 19 November Rupiah Melemah 0,84 Persen dari Bulan Sebelumnya
BI Kerahkan Empat Instrumen untuk Jaga Stabilitas Rupiah
Membaik, Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan II Surplus USD5,9 Miliar