EmitenNews.com - Bursa Eropa menutup perdagangan Rabu (17/3) dengan terpeleset. Investor global menunggu hasil pertemuan terakhir bank sentral Amerika Serikat (AS), the Federal Reserve (the Fed). Pan-European Stoxx 600 index minus 0,4 persen. Saham pertambangan melepuh 1,9 persen. 


The Fed akan merilis perkiraan suku bunga dan proyeksi ekonomi baru. Pejabat bank sentral berharap menaikkan suku bunga sebelum 2023. The Fed diharap melihat ada pertumbuhan kuat sehingga melonggarkan kebijakan. Maklum, rezim Joe Biden mengguyur stimulus Covid-19 sejumlah USD1,9 triliun. 


Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia, memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum bisa keluar dari tekanan. Artinya, Indeks masih akan berkubang di zona merah. Indikator stochastic terkonsolidasi negatif dengan MACD flat pada area middle. 


Karena itu, secara teknikal Indeks masih berpotensi tertekan dengan support 6.244, dan resistance 6.350. Saham-saham dapat dicermati secara teknikal di antaranya Adhi Karya (ADHI), Aneka Tambang (ANTM), Vale Indonesia (INCO), Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), PT PP (PTPP), Wijaya Karya (WIKA), Waskita Karya (WSKT), dan Waskita Beton (WTON).


Pada perdagangan Rabu (17/3), Indeks ambles 0,51 persen (32.47 poin) ke level 6.277,23. Saham-saham sektor pertanian minus 1,25 persen, Perdagangan anjlok 1,00 persen, dan keuangan turun 0,95 persen. Total value transaksi menurun dari rata-rata pascapemulihan pandemi tahun lalu memberi sinyal investor cenderung berhati-hati menanti laporan pendapatan emiten tahun 2020 dipengujung kuartal pertama tahun 2021.


Sementara itu, mayoritas indeks saham Asia ditutup beragam. Indeks Nikkei minus 0,02 persen, dan KOSPI terpotong 0,64 persen. Sedang Indeks Hang Seng naik 0,02 persen, dan CSI 300 surplus 0,42 persen meski indeks berjangka AS menguat menjelang pertemuan utama the Fed. (abm)