EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini akan bergerak menguat. Itu mengingat investor asing masih membukukan net buy pada sejumlah saham berkapitalisasi pasar jumbo. Kondisi itu, dapat menjadi pendorong IHSG di tengah aksi profit taking, dan bursa regional cenderung di zona hijau.


Namun, penurunan harga komoditas andalan Indonesia dapat mengakibatkan saham-saham komoditas ikut terseret. Para investor masih menunggu data inflasi Maret akan rilis Jumat, 1 April 2022 dengan konsensus pasar 2,56 persen. ”IHSG akan bergerak pada rentang support 6.990, dan resisten 7.040,” tutur Lukman Hakim, Research Analis Reliance Sekuritas.


IHSG kembali tertolak dari level tertinggi, kembali diperdagangkan di bawah MA 5, dan kembali membentuk dark cloud cover. Beberapa saham memiliki potensi naik perdagangan hari ini yaitu BGTG, IMJS, MIKA, AVIA, NETV, SILO, AUTO, ACES, BBHI, POLL, dan IPCM.


Pada perdagangan kemarin, IHSG minus 0,53 persen menjadi 7.011,68. Sektor pendorong pengganjal IHSG yaitu transportasi tekor 2,43 persen, industri minus 1,62 persen, dan energi turun 1,56 persen. Investor asing membukukan net buy Rp1 triliun, dengan saham-saham paling banyak dibeli yaitu BMRI, TLKM, dan BBRI.


Tiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak menguat. Dow Jones dan S&P 500 naik empat hari beruntun. Lompatan Wall Street itu, ditopang optimisme perkembangan kesepakatan antara Ukraine-Russia. Rusia sepakat akan mengurangi operasi militer di sekitar kiev. Harga minyak mentah turun menjadi berita positif untuk AS terkait ancaman inflasi.


Sementara itu, bursa Asia pagi ini bergerak mix. Indeks Nikkei 225 anjlok 0,30 persen, dan indeks Kospi menguat 0,43 persen. Indeks Nikkei 225 menyusuri zona merah didorong data retail sales Jepang menurun 0,8 persen Februari 2022, meleset dari konsensus turun 0,3 persen. (*)