EmitenNews.com -Pasar Amerika Serikat (AS) sedang menghadapi ketidakpastian yang tinggi akibat kemungkinan terjadinya government shutdown atau penutupan pemerintahan. Hal ini terjadi karena Kongres AS belum mencapai kesepakatan untuk meloloskan pendanaan operasional pemerintahan yang akan berakhir pada 30 September 2023. Jika tidak ada kesepakatan, sebagian besar fungsi pemerintah yang tidak esensial akan ditangguhkan dan ratusan ribu pekerja federal akan cuti tanpa bayaran.


Analis dari Stocknow.id Dinda Rezty Angira mengatakan  Government shutdown dapat berdampak negatif bagi perekonomian dan pasar keuangan AS. Menurut Goldman Sachs, government shutdown dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi AS sebesar 0,2 persen per minggu. Selain itu, government shutdown juga dapat menimbulkan kekhawatiran bagi investor dan konsumen, yang dapat menurunkan kepercayaan dan aktivitas pasar. Beberapa sektor yang dapat terkena dampak antara lain adalah pariwisata, transportasi, kesehatan, pertanian, dan lingkungan.


Salah satu contoh dampak government shutdown adalah pada tahun 2018-2019, ketika pemerintahan AS ditutup selama 35 hari, yang merupakan rekor terpanjang dalam sejarah AS. Saat itu, pemerintahan AS ditutup karena Presiden Donald Trump menuntut dana untuk membangun tembok perbatasan dengan Meksiko, yang ditolak oleh Kongres. Akibatnya, sekitar 800 ribu pekerja federal tidak menerima gaji selama lebih dari sebulan, menyebabkan kesulitan finansial bagi banyak keluarga. Selain itu, beberapa layanan publik seperti taman nasional, museum, dan pengadilan juga terganggu. Menurut Kantor Anggaran Kongres, government shutdown tersebut menimbulkan kerugian ekonomi sebesar 11 miliar dolar AS.


Pasar Amerika sedang menantikan hasil negosiasi antara kedua partai di Kongres. Jika tidak ada kesepakatan yang tercapai, pasar dapat mengalami gejolak dan ketidakstabilan. Oleh karena itu, investor dan pelaku pasar perlu waspada dan siap menghadapi kemungkinan terburuk.


Selanjutnya, Stocknow.id memproyeksikan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) pada hari ini akan bergerak Sideways pada Secondary Trendnya dengan kecenderungan melemah terbatas menuju level Classic Supportnya pada level 6.850. Adapun saham-saham yang dapat dicermati pada hari ini sebagai Swing Tradenya JPFA dan Spec buy pada saham AUTO, sedangkan untuk Fast Trade ada MPXL.


Hari ini IHSG diprediksi melemah karena beberapa sentimen global yang terjadi, diantaranya yaitu dari sisi global, pasar amerika mengalami tekanan terhadap isu Government Shutdown atau pemerintah AS tidak dapat beroperasi secara normal karena adanya tidak adanya persetujuan anggaran belanja dari kongres AS. Sehingga, hal ini memicu investor untuk bersikap pesimis terhadap keberlanjutan ekonomi AS. Adapun pasar US merespon langsung sentimen negatif tersebut dengan penurunan tiga major indeks US pada perdagangan kemarin (26/09).


Dari sisi regional, indeks shanghai, hang seng, nikkei 225, Composite Index serempak ditutup melemah. Adapun sentimen yang mempengaruhi karena adanya ketegangan politik antara Korea Utara dan Korea Selatan, yang memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik di semenanjung Korea. Selanjutnya, Adanya penurunan harga komoditas global, seperti minyak mentah, batu bara, dan logam mulia, yang menekan kinerja sektor energi dan pertambangan di beberapa negara Asia, seperti Tiongkok, India, dan Australia.


Pada perdagangan kemarin (26/09), IHSG mengalami penurunan yang cukup dalam karena 9 dari 11 indeks sektoral mengalami pelemahan, adapun sektor-sektor yang menjadi pemberat IHSG pada perdagangan kemarin seperti IDXBASIC turun -2,83% dan IDXENERGY turun -2,79%. Di sisi lain, saham-saham yang memiliki Market Cap terbesar juga mengalami penurunan seperti BBRI turun -1,89%, BBCA turun 0,56%, dan ada BMRI turun -1,25%.


Tetapi, pada perdagangan hari ini, tidak menutup kemungkinan IHSG akan rebound mengalami penguatan, karena imbas dari diresmikannya Bursa Karbon pada 26 September 2023 lalu. Dimana hal tersebut akan berdampak kepada keoptimisan investor terhadap misi Indonesia untuk tahun 2060, yaitu Net Zero Emission. 


Dari view teknikal, IHSG Breakdown dari Secondary Bullish Trendnya yang memungkinkan IHSG akan menuju support terdekatnya pada Psikologi Support di level 6.900. Selanjutnya, jika dilihat pada indikator MACD, adanya potensi bearish trend karena terjadi Bearish Divergence. Hal ini menunjukkan bahwa momentum kenaikan level IHSG mulai melemah dan ada potensi terjadinya pembalikan arah tren dari bullish menjadi bearish.


Disisi lain, pergerakan arah candle masih berada di dalam garis support di level 6.850 dan resistance di level 6.980.


Stocknow.id merekomendasikan strategi trading pada saham-saham dibawah ini: Kami merekomendasikan swing saham JPFA pada harga 1335, dengan TP1 di 1380, TP2 di 1410, dan SL di 1300. Selanjutnya, untuk Spec Buy Trade ada AUTO pada harga 3160, dengan TP1 di 3270, TP2 di 3320, dan SL di 3080. 


Kemudian dari Fast Trade, ada saham MPXL di harga 202, dengan TP1 di 210, TP2 di 214, dan SL di 198.