IHSG Drop, Taspen Sebut Momentum Beli Saham

Lantai perdagangan saham
EmitenNews.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan perdana setelah libur panjang Hari Raya Idul Fitri dengan koreksi 9,19% dan karena itu transaksi langsung dihentikan sementara (trading halt). Pelemahan indeks saham acuan domestik ini disebut sudah diantisipasi sebelumnya.
Direktur Utama PT Taspen Rony Hanityo, melihat koreksi tajam pasar saham di banyak negara, dan terjadi di BEI, dipicu faktor tunggal yakni kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS).
Presiden Donald Trump pada 3 April 2025 mengumumkan akan memberlakukan tarif impor untuk berbagai produk dari berbagai negara mitra dagangnya.
“Ya memang sentimen eksternal sangat dominan dalam menggerakkan pasar saham. Apa yang dialami IHSG juga dialami oleh indeks saham dari berbagai belahan dunia. Saat kita libur, pasar saham di negara lain buka dan indeks saham-nya juga tertekan. Hal ini bukan merupakan suatu yang baru. Ini merupakan sebuah fenomena yang sudah diprediksi sebelumnya” ujar Rony.
Menurut Rony penetapan tarif impor oleh AS tersebut meski awalnya tidak diketahui berapa besarannya, tetapi sejak Donald Trump terpilih menjadi Presiden ke-47 AS sudah ada indikasi bahwa kebijakan proteksionis yang memicu perang dagang akan kembali digaungkan.
“Sejak awal memang stance kebijakan Presiden Trump bersifat proteksionis dan sudah diduga, respons pasar saham domestik memang lagging karena ada libur panjang. Namun yang perlu digarisbawahi meski Indonesia terdampak juga seperti yang lain, pemerintah tidak tinggal diam dan mencari solusi terbaik, ditambah lagi pasar saham Indonesia sudah sangat murah secara valuasi " tambahnya.
Dalam kondisi seperti sekarang ini, Rony justru melihat momentum yang tepat untuk mulai membeli saham-saham dengan fundamental yang baik. Koreksi yang terjadi menunjukkan bahwa banyak saham-saham dengan valuasi murah, sehingga ini bisa menjadi entry point untuk masuk ke saham. Apalagi, IHSG sudah banyak terkoreksi sejak awal tahun ini.
“Dari perspektif valuasi ini sudah sangat murah kalau melihat dari sisi price to earnings ratio (PER) dan price to book value (PBV), fundamental emiten-emiten saham juga solid. Kemampuan cetak laba sangat baik, arus kas juga solid banyak yang memiliki dividend payout ratio (DPR) tinggi dan bahkan melakukan aksi korporasi untuk buyback saham. Ini saya harapkan bisa menjadi salah satu katalis sehingga tekanan pada IHSG harapannya bersifat temporer atau sementara waktu.” ungkapnya dalam keterangan resmi Selasa (8/4).
Menurut Direktur Utama Taspen, investor tak perlu panik dan justru memanfaatkan kesempatan emas ini untuk membangun portofolio investasi.
“Saya rasa kepanikan berlebihan hanya akan membuat kita kehilangan kesempatan emas. Investor hanya perlu memilih dari emiten mana saja yang fundamentalnya solid, prospek cerah dan valuasi murah untuk dibeli, dan setelah itu tinggal sabar hold saja untuk jangka menengah panjang karena pasar pasti akan recover. Taspen sendiri berencana untuk membeli berbagai saham dengan fundamental yang baik, tentunya hal ini akan dilakukan dalam bertahap dalam jangka waktu yang panjang.” imbuhnya.
Melihat tekanan di pasar saham yang sudah terlalu dalam sehingga valuasi saham menjadi sangat murah, Taspen juga melihat momentum ini sebagai peluang untuk ekspansi dengan membeli saham dengan fundamental yang baik.
Related News

LG Tak Sepenuhnya Mundur, Proyek EV Battery Tetap Jalan

Populasi Kendaraan Listrik di Indonesia Meningkat 78 Persen pada 2024

LG Mundur, Perusahaan China, Huayou, Gantikan Masuk Proyek EV Battery

Sempat Naik, IHSG Ditutup Turun ke Level 6.613

Performa Cemerlang, Kuartal I-2025 Kredit BTN Sentuh Rp363 Triliun

Sukuk Tabungan ST014 Terjual Rp23,35 Triliun, Jangkau 84 Ribu Investor