EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin menguat 0,81 persen menjadi 7.356. itu didorong lonjakan inflow asing menyusul tren penguatan rupiah rupiah berlanjut dengan menyentuh level Rp15.700 per dolar Amerika Serikat (USD).

Sementara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan APBN pada Juli 2024 tercatat defisit Rp93,4 triliun. Beberapa sektor mengalami penguatan di antaranya sector cyclicals 2,99 persen, sector transportation 2,30 persen, dan sector energy 2,11 persen. 

Investor asing tercatat membukukan net buy pasar reguler sebesar Rp588,12 miliar. Saham-saham paling banyak dibeli investor asing antara lain BBCA, BMRI, dan BBRI. Secara teknikal, IHSG breakout dari level resistance diikuti indicator MACD mulai membentuk golden cross. 

Sementara itu, ketiga indeks utama bursa Amerika Serikat (AS) berhasil ditutup menguat. Itu didorong rilis PPI mengalami pertumbuhan, dan kekhawatiran pasar tentang kelanjutan pelemahan ekonomi mereda. PPI AS pada Juli 2024 tumbuh 2,2 persen YoY/0,1 persen MoM, lebih rendah dari bulan sebelumnya 2,7 persen YoY/0,2 persen MoM. 

Pagi ini, bursa Asia, telah menyisir zona hijau. Indeks Nikkei 225 menguat 0,41 persen, dan indek Kospi menanjak 0,95 persen. Di sisi lain, IHSG berpotensi diperdagangkan mixed cenderung menguat didorong data ekonomi masih positif, dan rupiah melanjutkan apresiasi. 

Sementara pasar akan mencermati data inflasi AS diperkirakan tumbuh melambat ke level 2,9 persen YoY/0,2 persen MoM. Dengan demikian, IHSG diramal akan bergerak pada rentang support 7.305, dan resisten 7.415.

Berdasar data dan fakta tersebut, Research Team Reliance Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham sebagai jujukan investasi. Antara lain Semen Indonesia alias SIG (SMGR), Indofood (INDF), Timah (TINS), Media Nusantara Citra (MNCN), Medco Energi (MEDC), dan Intiland (DILD). (*)