IHSG Rawan Koreksi, Incar Saham BRPT, ASSA, dan MYOR

Seseorang berjalan berlatar layar gerakan IHSG. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai konsisten mandaki jalur positif. Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG surplus 27,96 poin alias 0,39 persen menjadi 7.107. So, IHSG memasuki resistance area di kisaran 7.100-7.130.
Secara teknikal, pola spinning top dari pergerakan IHSG mengindikasikan potensi pullback dari resistance area tersebut. Jadi, sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 17 Januari 2025, IHSG akan mengitari level support 7.000, dan resistance di kisaran 7.130.
IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif mengingat pasar mengantisipasi serangkaian data ekonomi Tiongkok hari ini. Salah satunya data pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2024 diperkirakan kembali menjadi 5 persen yoy dari edisi kuartal III-2024 di posisi 4,6 persen yoy.
Realisasi tersebut akan memperkuat indikator-indikator ekonomi lain lebih dulu menunjukkan indikasi perbaikan konsumsi Tiongkok kuartal IV-2024. Nah, dari dalam negeri, pelaku pasar masih dipicu euforia pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) oleh Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).
Namun, nilai tukar Rupiah kembali bergerak ke atas Rp16.300 per dolar Amerika Serikat (USD) edisi Kamis, 16 Januari 2025 berpotensi memicu koreksi saham-saham perbankan. Tersebab, dalam tempo dua hari terakhir, saham perbankan sukses menjadi movers IHSG.
Menilik data dan fakta tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan para pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu Sarana Menara (TOWR), Barito Pacific (BRPT), Unilever Indonesia (UNVR), Mayora Indah (MYOR), dan Assa Industries (ASSA). (*)
Related News

Lifting Jauh di Bawah Konsumsi Minyak, Pembangunan PLTN Dipercepat

IHSG Ditutup Naik 0,60 Persen, Cek Saham Pendorong!

Ditetapkan, Ini Dia Lima Pemenang Lelang WK Migas Tahap II 2024

Pasar Lesu, Reksa Dana Sameday Redeem Jadi Incaran Investor!

IHSG Naik Tipis di Sesi I, MDKA, ISAT, ICBP Top Gainers LQ45

Penerima Rumah Subsidi akan Diperluas ke Pekerja Informal