EmitenNews.com - Indeks harga saham gabungan atau IHSG sempat uji resistance 6930 di awal perdagangan Senin (21/2), sebelum berakhir flat (+0.15%). Bersamaan dengan pergerakan tersebut, terbentuk pola inverted dragonfly doji sebagai sinyal koreksi.
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menyebut pada perdagangan Selasa (22/2), IHSG rawan terkoreksi ke pivot 6850-6875.
Faktor teknikal di antaranya indikasi overbought pada Stochastic RSI, dinilai lebih dominan mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini.
"Oleh sebab itu, jangan terlalu agresif melakukan akumulasi beli," saran Valdy.
Menurutnya pelaku pasar dapat mencermati peluang rebound pada BJTM, CPIN, MARK dan BDMN. Selain itu pelaku pasar juga dapat mencermati peluang buy on support pada TLKM serta potensi penguatan lanjutan pada BBRI dan BBTN.
Eskalasi konflik geopolitik di perbatasan Ukraina memang sempat memicu kekhawatiran masalah pasokan minyak dan gas secara global. Namun pemerintah RI melalui Dirjen Minyak dan Gas Kementerian ESDM menyatakan bahwa pasokan BBM ke Indonesia aman. Hal tersebut mengingat bahwa pemasok utama minyak metah Indonesia berasal dari Arab Saudi.(fj)
Advertorial
Related News
Astra Salurkan Dana Bergulir UMKM Melalui Program Kolaborasi ACC-YDBA
Menteri ESDM: Pemanfaatan EBT Adalah Keharusan, Bukan Pilihan
Tempel Empat Saham Pilihan MNC Sekuritas Ini
IHSG Diperkirakan di Kisaran 7.880-7.950, ini Saham Pilihannya
Ikuti Jejak Bursa Asia, IHSG Lanjutkan Tren Positif
Euforia, Investor Pede IHSG Jebol Level 8.000