EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat. Indeks sepanjang perdagangan hari ini, Selasa (14/9) indeks akan menyusuri level support 6.063, dan resisten 6.144. Maklum, sudah dua hari perdagangan Indeks mengalami koreksi.


Selain itu, pergerakan terkonsolidasi bertahan pada level support MA200 di kisaran 6.062. Itu terlihat pada chart Indeks secara teknikal. Indeks mampu bertahan pada level support akan menjadi sinyal positif pada perdagangan selanjutnya.


Indikator Stochastic, dan RSI terkonsolidasi pada area middle dengan momentum bergerak bullish. ”Dengan begitu, Indeks berpotensi bergerak menguat pada perdagangan hari ini,” tutur Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia.  


Sejumlah saham laik beli antara lain Aneka Gas Industri (AGII), Adi Sarana Armada (ASSA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Barito Pacific )BRPT), M Cash (MCAS), dan Telkom Indonesia (TLKM).


Indeks pada perdagangan kemarin, minus 0,11 persen atau 6,72 poin ke level 6.088,16. Indeks sektor teknologi tekor 1,60 persen, dan material dasar tekor 0,74 persen menjadi pemimpin pelemahan. Faktor eksternal menjadi trigger negatif. Di mana, investor bersikap hati-hati akan risiko pemulihan ekonomi global lebih lambat di tengah strain virus delta, dan beberapa data ekonomi penting alami pelemahan di beberapa negara.


Sementara itu, bursa Asia bersiap menguat pada hari ini. Itu setelah Amerika Serikat (AS) menghentikan penurunan lima hari beruntun menjelang data inflasi. Itu dapat mempengaruhi ekspektasi dari kemungkinan timeline untuk pengurangan stimulus the Fed. 


Kontrak berjangka naik di Jepang dan Hong Kong tetapi merosot di Australia, sementara kontrak AS naik tipis. S&P 500 naik karena perusahaan energi mempercepat kenaikan setelah minyak mentah memperpanjang penguatan ke level tertinggi enam minggu terakhir. Harga komoditas batubara naik 2,45 persen, dan minyak kelapa sawit melesat 0,98 persen. Sedang komoditas logam mayoritas turun seperti timah turun 0,24 persen, dan Nikel anjlok 3,38 persen. (*)