Secara agregat, pasar saat ini diperdagangkan pada Price to Earnings Ratio (PER) 16,06x. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan titik temu antara ekspektasi pertumbuhan masa depan dan realitas kinerja saat ini. 

Koreksi yang terjadi pada sektor Energi (-2,85%) dan Teknologi (-3,24%), seperti yang dialami BYAN dan FILM, menunjukkan adanya penyesuaian ekspektasi terhadap volatilitas komoditas dan model bisnis yang belum sepenuhnya stabil.

Bagi investor yang mencari kepastian, kunci navigasi saat ini adalah mengeliminasi pilihan melalui komparasi head-to-head

Menghadapi penutupan tahun, fokus utama bukan lagi pada "apa" yang dibeli, melainkan "berapa" nilai intrinsik yang bisa dipegang. Dengan aksi beli bersih asing (net buy) senilai Rp3,27 triliun, ada validasi eksternal bahwa valuasi pasar kita masih masuk akal. 

Di fase ini, strategi terbaik adalah tetap disiplin pada angka, menghindari noise pasar yang tidak relevan, dan hanya masuk pada emiten yang memiliki bottom line yang terukur serta tata kelola yang transparan.

Disclaimer: Tulisan ini bukan ajakan jual/beli, tapi bahan diskusi biar lo makin pinter atur strategi. Do Your Own Research (DYOR)!