EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak positif. Itu menilik potensi bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street, bursa Asia, dan lompatan harga batu bara kembali melangit.
Berdasar harga terkini, harga batu bara bertengger di kisaran USD412 per ton. Kondisi itu, didukung kebijakan China menggulirkan stimulus. Sementara harga nickel masih tertekan di level USD21512 per ton. ”IHSG akan bergerak pada rentang support 6.700, dan resisten 6.780,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia.
Secara teknikal, terlihat ada perlawanan dari sisi bullish. Itu didukung indicator stochastic terjadi pergerakan ke arah bullish. Beberapa saham memiliki potensi naik untuk perdagangan antara lain EXCL, AGRS, HRUM, KRAS, LSIP, DSNG, BBYB, ACES, dan UNTR.
Akhir pekan lalu, Indeks menguat 1,32 persen menjadi 6.740,22. Beberapa sektor penguat Indeks antara lain teknologi surplus 2,99 persen, material dasar menguat 2,69 persen, dan keuangan melejit 1,66 persen. Investor asing membukukan net buy Rp45,96 miliar. Saham paling banyak dijual investor asing BBCA, PNLF, dan GOTO.
Sementara itu, bursa AS Wall Street ditutup bervariasi. Rilis tingkat pengangguran AS masih kuat. Para investor melihat respons The Fed yang akan menaikkan suku bunga. Bursa Asia pagi ini kembali menyusuri zona positif. Nikkei menguat 1,70 persen, dan Kospi menanjak 0,39 persen. (*)
Related News
Perkembangan Terbaru si Saham Rp1
Saham di Bawah Gocap, Masih Mantap atau Bikin Engap?
Pupuk Indonesia Siap Gelontorkan 9,8 Juta Ton Pupuk Subsidi di 2026
Dana Darurat Untuk 3 Provinsi Bencana Sementara Terkucur Rp268 Miliar
Cadangan BBM dan LPG di Atas Standar Minimum Nasional
IHSG Tutup 2025 di Zona Hijau, Catat 24 Kali ATH Sepanjang Tahun





