Ikuti Jejak Wall Street, IHSG Lanjut Menyala

Seorang pengunjung mengabadikan pergerakan saham melalui smart phone. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street akhir pekan lalu ditutup menguat. Indeks sempat terkoreksi cukup dalam seiring pelemahan data nonfarm payrolls Februari 2025. Pada periode itu, hanya ada penambahan jumlah pekerja 151 ribu, lebih rendah dari konsensus ekonom 170 ribu jiwa.
Tingkat pengangguran meningkat menjadi 4,1 persen dari sebelumnya 4,0 persen. Sementara itu, menjelang akhir sesi, pelemahan indeks berangsur berkurang seiring mulai beralihnya perhatian investor ke kebijakan terbaru presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Yaitu, penundaan pemberlakukan tarif impor 25 persen selama satu bulan untuk barang asal Meksiko, dan Kanada. Di mana, sebelumnya sudah masuk dalam kesepakatan dagang antara Amerika-Meksiko-Kanada (USMCA). Penguatan Wall Street, dan harga beberapa komoditas diprediksi menjadi sentimen positif pasar.
Sementara itu, kemunculan kembali aksi jual investor asing berpeluang menjadi katalis negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). Oleh sebab itu, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat dengan kisaran support 6.570-6.505, dan resistance 6.700-6.770.
Merujuk data dan fakta tersebut, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi saham Astra (ASII), Goto Group (GOTO), Aneka Tambang (ANTM), Petrindo (CUAN), Merdeka Copper Gold (MDKA), dan Bumi Resources Minerals (BRMS). (*)
Related News

Lebih dari 56 Juta Orang dan 38 Juta Merchant Gunakan QRIS

Indonesia Penuhi Permintaan Malaysia 20 Ribu Ton Jagung per Bulan

IHSG Susut 0,87 Persen, Kapitalisasi Pasar Sisa Rp12.381 Triliun

IHSG Ditutup Naik Lagi 0,63 Persen ke Level 7.113

Resmi Caplok BVIS, Ini Ambisi BTN dalam Industri Perbankan SyariahÂ

Permintaan Aluminium Diproyeksikan Naik 6 Kali Lipat dalam 30 Tahun