Ikuti Pergerakan di Wall Street, Indeks Saham Asia Pagi Ini Dibuka Turun
EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Senin (3/6) dibuka turun mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street akhir pekan lalu. Penguatan terjadi setelah data memperlihatkan sinyal bahwa pasar tenaga kerja AS akan mampu menghadapi siklus kenaikan suku bunga acuan yang agresif.
Sepanjang minggu lalu, indeks saham DJIA turun 0.9% dan mencatatkan penurunan mingguan ke 9 dari 10 minggu terakhir. Indeks saham S&P 500 dan NASDAQ mengalami penurunan mingguan ke 8 dalam 9 minggu terakhir dengan masing-masing mencatatkan penurunan 1.2% dan 1%.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun sempat lompat hingga 7 bps menyentuh 3% sebelum akhirnya di tutup di 2.96%.
Data Non-Farm Payrolls (NFP) memperlihatkan ekonomi AS di bulan Mei menambah pekerja dengan jumlah yang lebih besar dari ekspektasi, memberi sinyal bahwa bank sentral AS (Federal Reserve) akan terus menaikkan suku bunga acuan sebagai upaya untuk melawan inflasi.
NFP bertambah 390,000, lebih tinggi dari ekspektasi yang sebesar 318,000 namun lebih rendah dari penambahan 436,000 di bulan April. Tingkat Pengangguran tidak berubah dari bulan sebelumnya atau stabil di 3.6%, lebih tinggi dari ekspektasi 3.5%.
Rata-rata Upah Per Jam Average Hourly Earnings naik 0.3% M/M (+5.2% Y/Y) dibanding dengan ekspektasi kenaikan 0.4% M/M (+5.2% Y/Y) dan sama dengan pertumbuhan 0.3% M/M (+5.5% Y/Y) di bulan April.
Di pasar komoditas, harga emas anjlok hampir 1% karena daya tariknya meredup seiring dengan menguatnya nilai tukar USD dan naiknya imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS pasca rolis data pasar tenaga kerja (NFP).
Harga minyak mentah bergerak naik didorong oleh ekspektasi bahwa keputusan OPEC untuk menambah target produksi sedikit lebih besar dari yang direncanakan tidak akan banyak mempengaruhi kondisi pasar minyak global yang masih ketat. Selain itu, permintaan minyak mentah di prediksi akan meningkat seiring dengan penghapuan kebijakan Lockdown di Tiongkok.
Untuk hari ini, Phillip Sekuritas memperkirakan fokus perhatian investor akan tertuju pada rilis data Caixin Services PMI bulan Mei Tiongkok. Minggu lalu data resmi Non-Manufacturing PMI Tiongkok membaik ke level 47.8 di bulan Mei dari level 41,9 pada bulan April meskipun masih berada di bawah level 50.
Berikut saham-saham rekomendasi Phillip Sekuritas hari ini.
MAYA
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 590
Target Price 1 : 635
Target Price 2 : 660
Stop Loss : 545
BSML
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 1310
Target Price 1 : 1535
Target Price 2 : 1665
Stop Loss : 1110
KPIG
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 94
Target Price 1 : 104
Target Price 2 : 109
Stop Loss : 84
PNBS
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 67
Target Price 1 : 75
Target Price 2 : 78
Stop Loss : 59.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha