EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street menyudahi perdagangan akhir pekan lalu dengan koreksi. Itu dipicu kekhawatiran investor terhadap rencana pemberlakuan tarif dagang resiprokal, potensi kenaikan inflasi setelah rilis data ekspektasi inflasi tahunan, dan nonfarm payrolls. 

Pada kunjungan ke Jepang, Presiden Donald Trump mengungkapkan rencana untuk mengumumkan segera pemberlakukan tarif impor resiprokal untuk semua partner dagang Amerika Serikat (AS). Sementara, ekspektasi inflasi tahunan edisi Februari 2025 melonjak menjadi 4,3 persen yoy dari sebelumnya 3,3 persen. 

Di sisi lain, tingkat pengangguran AS periode Januari 2025 turun menjadi 4 persen dari sebelumnya 4,1 persen, sehingga berpotensi menambah tekanan pada inflasi. Peluang tekanan jual berlanjut akibat saham BREN, CUAN, dan PTRO terlempar dari rebalancing indeks MSCI.

Nah, pelemahan indeks bursa Wall Street diprediksi menjadi sentimen negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). Sepanjang perdagangan hari ini, Senin, 10 Februari 2025, IHSG diprediksi melanjutkan pelemahan dengan kisaran support 6.700-6.655, dan resistance 6.785-6.830. 

Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menawarkan sejumlah saham berikut sebagai jujukan koleksi. Yaitu, BSI (BRIS), Indofood CBP (ICBP), Essa Industries (ESSA), Aneka Tambang alias Antam (ANTM), Indofood Sukses (INDF), dan Perusahaan Gas Negara (PGAS). (*)