Incar Dana IPO Rp73M, UBC Medical Pede Pendapatan 2024 Sentuh Rp300M
(Kiri-Kanan) Jajaran Manajemen PT UBC Medical Indonesia Tbk saat Press Conference due diligence meeting IPO: Suyanto Komisaris Independen, Nathan Tirtana Komisaris Utama, FX Yoshua Raintjung Direktur Utama dan Marcella Angelin Direktur Keuangan. Dok/UBC Medical Indonesia
EmitenNews.com -Calon emiten anyar di Bursa Efek Indonesia, PT UBC Medical Indonesia Tbk menetapkan target ambisius untuk tahun 2024 dengan proyeksi pendapatan sebesar Rp300 miliar dan laba bersih sebesar 10 persen dari pendapatan tersebut. Hingga Mei 2024, perusahaan telah mencapai hampir 30 persen dari target ini, menurut Direktur Utama UBC Medical Indonesia, FX Yoshua Raintjung, dalam konferensi pers di Jakarta.
Untuk mewujudkan target tersebut, UBC Medical mengandalkan sejumlah strategi pertumbuhan. Salah satunya adalah peningkatan produksi melalui anak perusahaan, PT Esora Medika Indonesia. Tahun lalu, UBC Medical melakukan investasi besar untuk mendukung rencana produksi alat kesehatan sendiri. Investasi ini meliputi pembelian mesin dan peralatan untuk produksi PCR extraction kit serta renovasi pabrik, dengan kapasitas produksi mencapai 1,3 juta pcs per tahun dan utilisasi diharapkan mencapai 70 persen.
"Kami terus mengembangkan produksi dalam negeri dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada, tetapi fokus utama kami adalah pada produk molekuler," ujar Yoshua.
Selain itu, UBC Medical juga berencana memperluas basis pelanggan dan titik distribusi reagen dan instrumen. Perusahaan akan aktif dalam proyek-proyek pemerintah dan program kerja sama pengadaan dengan pihak dalam dan luar negeri. Upaya ini termasuk pengembangan produk-produk yang sejalan dengan program kesehatan pemerintah, terutama yang dapat diproduksi dalam negeri.
UBC Medical juga mencari mitra luar negeri untuk transfer teknologi guna memperluas variasi produk yang dapat diproduksi secara lokal. "Untuk produk berteknologi tinggi, kami sedang dalam proses penjajakan agar bisa diproduksi secara lokal. Kami juga mencari mitra yang dapat memberikan transfer teknologi," tambah Yoshua.
PT UBC Medical Indonesia Tbk akan menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 700 juta lembar. Besaran saham itu setara dengan 17,72% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan dengan harga berkisar Rp100-Rp105 per lembar. Perusahaan yang bergerak dalam bidang Distributor Alat Kesehatan menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas selaku Lead underwriter.
Perseroan berfokus pada penyediaan alat Kesehatan diagnostic in-vitro (instrumen) dan consumables/reagen, yang merupakan solusi untuk mendeteksi penyakit menular dan kelainan bawaan. Perseroan saat ini ditunjuk sebagai distributor dari principal principal yang merupakan produsen bioteknologi dari Negara-negara Maju yang antara lain: Amerika Serikat, Jepang, dan Cina dalam memberikan teknologi terbaik untuk laboratorium di seluruh Indonesia.
Direktur Utama FX Yoshua Raintjung menjelaskan langkah perusahaan masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO ialah bagian dari strategi meningkatkan kapasitas pendanaan perusahaan dan tata kelola untuk lebih baik lagi. Kinerja perusahaan sampai Desember 2023 masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif, dimana selama 3 tahun terakhir Perseroan telah meningkatkan reputasinya di pasar alat kesehatan sebagai salah satu pemasok unggulan untuk produk skrining bayi baru lahir dan infeksi tuberkulosis laten (ILTB).
“Saya optimistis dengan prospek Industri Kesehatan saat ini, terutama pasca covid 19, Pemerintah mulai akan memfokuskan anggaran kesehatannya pada program yang sifatnya promotif dan preventif guna mencapai target Indonesia Emas 2045, hal tersebut diyakinin akan meningkatkan penyerapan atas produk alat Kesehatan dan reagen Perseroan" ujarnya.
Seluruh dana bersih hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis Perseroan antara lain untuk biaya operasional seperti, pembelian barang dagangan, biaya angkut, biaya kantor, biaya penjualan, biaya sewa dan lainnya, dan pelunasan hutang usaha kepada pemasok.
Direktur Utama PT Lotus Andalan Sekuritas (Lotus) Wientoro Prasetyo selaku penjamin pelaksana emisi efek--memaparkan perseroan mendapatkan izin preefektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 14 Juni 2024. Adapun jadwal IPO sebagai berikut:
Masa penawaran awal: 19-26 Juni 2024.
- Perkiraan tanggal efektif: 28 Juni 2024.
- Perkiraan masa penawaran umum: 2-4 Juli 2024.
- Perkiraan tanggal penjatahan: 4 Juli 2024.
- Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik: 5 Juli 2024.
- Perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek: 8 Juli 2024.
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha