Indeks saham di Asia Dibuka Turun, Investor Bisa Cermati Saham AGII, MCAS dan PNBN
EmitenNews.com—Indeks saham di Asia pagi ini Jumat (22/7) di buka turun setelah indeks saham utama di Wall Street semalam di tutup naik dengan NASDAQ mencatatkan kenaikan selama 3 hari beruntun. Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun anjlok 15.9 bps menjadi 2.88%. Ini adalah penurunan harian terbesar sejak Maret 2020.
Dalam riset harian Phillip Sekuritas Indonesia Jumat (22/7/2022) disebutkan, Investor mencerna rilis data ekonomi AS yang keluar lebih buruk dari ekspektasi.
Data Philadelphia Fed Manufacturing Index turun ke level -12.3 di bulan Juli, terendah sejak Mei 2020, dari level -3.3 pada bulan sebelumnya dan jauh di bawah estimasi yang berada di level 0. Ini adalah penurunan selama 4 bulan beruntun.
Dari pasar tenaga kerja, jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran (Initial Jobless Claims) bertambah 251,000 orang untuk minggu yang berakhir 16 Juli, lebih besar dari penambahan 244,000 pada minggu sebelumnya.
Angka Initial Jobless Claims sudah merangkak naik selama 3 minggu beruntun dan mencapai level tertinggi sejak November 2021. Investor memang sedang memantau data ini di tengah semakin banyaknya perusahaan yang menunda perekrutan pegawai atau bahkan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Data Leading Economic Index AS yang di rilis oleh The Conference Board turun 0.8% di bulan Juni menyusul penurunan 0.6% di bulan Mei sehingga memperpanjang rangkaian penurunan menjadi 4 bulan beruntun.
Dari Eropa, bank sentral Eropa (ECB) memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps untuk menjinakkan inflasi. Ini adalah kenaikan suku bunga acuan yang pertama sejak 2011 dan yang terbesar sejak 2000.
Selama ini investor mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps, sesuai dengan arahan atau panduan (forward guidance) ECB. Namun ternyata justru ECB sendiri yang melanggar panduan mereka.
ECB juga memperkenalkan sebuah rencana perlindungan surat utang bernama Transmission Protection Instrument (TPI) yang di rancang untuk membatasi biaya pinjaman di seluruh wilayah zona Euro.
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha