EmitenNews.com - Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kemarin baru saja menyelesaikan uji kelayakan dan kepatutan terhadap dua kandidat Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), yakni Filianingsih Hendarta dan Dwi Pranoto.
Dari hasil fit and proper test Komisi XI DPR akhirnya memilih Filianingsih sebagai Deputi Gubernur BI menggantikan Dody Budi Waluyo, yang segera habis masa tugasnya pada April 2023.
“Berdasarkan pertimbangan tadi rapat internal, maka diputuskan secara aklamasi adalah Filianingsih,” kata Misbakhun, Anggota Komisi XI DPR, 13 Februari 2023.
Hasil rapat internal tersebut akan dibawa ke sidang paripurna DPR RI dan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bank Indonesia menyambut baik Filianingsih Hendarta sebagai Deputi Gubernur terpilih yang akan mengemban tugas pada 2023-2028 mendatang.
"Hasil pemilihan ini merupakan salah satu perwujudan bahwa Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia dipilih berdasarkan sistem meritokrasi, yakni pada kompetensi dan kapabilitas terbaik yang dimiliki tanpa memandang suku, agama, ras dan antargolongan (SARA), dalam menjalankan amanat pelaksanaan tugas Bank Indonesia," demikian disampaikan Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono.
Profil Filianingsih Hendarta
Filianingsih lahir di Surabaya pada 1963 silam. Wanita yang akrab disapa Fili ini, menyelesaikan pendidikan sarjana di bidang hukum di Universitas Airlangga pada 1985. Kemudian pada 1992 wanita 60 tahun ini melanjutkan studinya di bidang economics & finance di Boston University, Amerika Serikat.
Di dunia perbankan, Fili mengawali karier di BI pada 1986. Jabatan pertama yang diembannya adalah sebagai staf Departemen Internasional BI. Kemudian dia pindah ke kantor perwakilan Surabaya.
Selanjutnya Dia pernah dipercaya sebagai kepala departemen pengelolaan moneter periode 2013-2015 dan kepala departemen kebijakan makroprudensial (2015-2019).
Sebelum dilantik menjadi deputi gubernur BI, jabatan terakhir dia adalah kepala departemen kebijakan sistem pembayaran sejak 2019.
Semasa berkarier di BI, ada beberapa terobosan yang dilakukan Fili. Dia merupakan sosok di balik peluncuran beberapa infrastruktur sistem pembayaran yang telah dirilis BI. Sebut saja QR Indonesia (QRIS) dan Bank Indonesia Fast Payment (BI-Fast).
Kedua platform pembayaran tersebut membuat kemajuan BI, terutama di bidang sistem pembayaran. Di mana QRIS sangat memungkinkan transaksi pembayaran antar penyelenggara sistem pembayaran yang lebih luas, dan tentunya mudah diakses masyarakat. Bahkan, QRIS saat ini sudah bisa digunakan untuk transaksi pembayaran di luar negeri, seperti di Malaysia dan Thailand.
Sedangkan BI Fast telah memberikan alternative transfer antarbank yang lebih terjangkau. Di mana biaya transfer menggunakan BI Fast sebesar Rp2.500 per transaksi. Ini hampir sepertiga biaya transfer online saat ini sebesar Rp6.500 per transaksi.(*)
Related News
OJK Awasi Ketat Pinjol KoinP2P, Ini Alasannya
Pendapatan dan Laba JSPT Kompak Menguat per September 2024
IDX Gelar Ring the Bell for Climate & Closing Ceremony
IHSG Turun Tipis di Sesi I, ISAT, TLKM, ESSA Top Losers LQ45
Hasil Survei, BI Tangkap Sinyal Penghasilan Warga Bali Tumbuh Positif
BEI Pangkas Syarat NAB Pencatatan Reksa Dana Jadi Rp1M, Ini Tujuannya