EmitenNews.com - Wahai para petani, jangan lagi menjual sawah kalian ya. Itu pesan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum kepada kalangan petani di wilayahnya, agar tidak mengalihfungsikan atau menjual sawah mereka. Ia mengkhawatirkan, krisis pangan bakal menjelang di masa depan, karena lahan pertanian makin menyusut.
Dalam keterangannya kepada pers, Jumat (9/4/2021), Uu menyebutkan, Jabar yang terdiri atas 18 kabupaten, dan 9 kota itu, sudah bergeser posisinya dari ranking dua penyumbang beras di tingkat nasional, sekarang menjadi nomor tiga. Pemerintah tengah berupaya mengintensifikasikan sawah guna memotivasi petani agar terus bertani. Utamanya, petani yang mengalami gagal panen.
Krisis pangan sebenarnya sudah mengintai. Akhir tahun lalu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memprediksi provinsi yang dipimpinnya itu akan mengalami krisis pangan pada tahun 2021 ini. Pasalnya, ada penutupan impor dari negara pengekspor beras, seperti Vietnam dan Thailand sejak semester II tahun 2020 terkait pandemi virus corona penyebab coronavirus disease 2019 (Covid-19).
"Jadi intinya ada potensi krisis pangan di tahun depan. Karena itu, semua pihak harus bersemangat menjadikan pangan sebagai ekonomi baru, terutama saya mengajak orang kota kembali ke desa, tanahnya untuk bertani nanti disiapkan," kata Kang Emil, sapaan karib mantan Wali Kota Bandung itu, Kamis (3/12/2020).
Kang Emil memastikan, Pemprov Jawa Barat akan mewaspadai kondisi krisis pangan. Untuk itu, antara lain pihaknya menggelar West Java Investment Summit (WJIS) di bidang pertanian. "Yang penting mereka mau berwirausaha di tanah yang kita sediakan. Kalau swasembada pangan lancar, Insyaallah ekonomi kita akan terkendali."
Pemprov Jabar juga berkolaborasi dengan TaniHub Group dalam mendukung peningkatan ekonomi para pelaku usaha tani di daerah. Komitmen tersebut diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS), Jumat (26/3/2021).
Seremoninya berlangsung di Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Bandung. President TaniHub Group, Pamitra Wineka dan Gubernur Ridwan Kamil menandatangani MoU, dilanjutkan dengan penandatanganan PKS oleh Director of Supply Chain TaniHub Group Sariyo dan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Dadan Hidayat.
Dengan perjanjian tersebut, TaniHub Group dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan berbagai upaya bersama dalam meningkatkan kemampuan, kapasitas, dan kualitas produksi para pelaku usaha tani melalui perluasan akses pasar dan permodalan. Kedua belah pihak akan mengelola pusat distribusi pangan untuk mendukung Program Petani Milenial Jawa Barat.
Perjanjian tersebut juga mencakup pengembangan dan integrasi ekosistem pertanian, yang juga termasuk perkebunan, perikanan dan kelautan serta peternakan. Kedua belah pihak juga mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi serta inovasi untuk mendorong peningkatan skala usaha pertanian.
Related News
Pemerintah Kantongi Rp20,3 Triliun Hasil Lelang 8 Seri SUN
BTN (BBTN) Groundbreaking Tiga Kantor Cabang di Jakarta
Siapkan Lelang Sukuk 3 Desember 2024, Pemerintah Bidik Rp9 Triliun
Erick dan Ara Tinjau Lahan KAI untuk Program Perumahan Berbasis TOD
OECD Percaya Keanggotaan Indonesia Dukung Visi Indonesia Emas 2045
Tekan Harga Tiket Pesawat Pertamina Turunkan Harga Avtur 7,5-10 Persen